Agustus 2016, Peternak Riau Alami Kenaikan Daya Beli 0,90 Persen

id agustus 2016, peternak riau, alami kenaikan, daya beli, 090 persen

Agustus 2016, Peternak Riau Alami Kenaikan Daya Beli 0,90 Persen

Pekanbaru (Antarariau.com) - Badan Pusat Statistik Provinsi Riau mencatat bahwa sepanjang Agustus 2016, nilai tukar petani Riau untuk subsektor peternakan mengalami kenaikan indeks sebesar 0,90 persen.

"KenaikAn indeks ini disebabkan indeks harga yang diterima petani mengalami kenaikan sebesar 1,04 persen, relatif lebih besar dibandingkan kenaikan indeks harga yang dibayar petani sebesar 0,14 persen," kata Kepala Bidang Statistik Produksi BPS Provinsi Riau Tri Wahyu Joko Pratomo, dalam keterangannya di Pekanbaru, Jumat.

Menurut dia, kenaikan indeks harga yang diterima petani disebabkan oleh naiknya indeks harga pada kelompok ternak besar sebesar 1,46 persen dan kelompok unggas sebesar 0,79 persen.

Kenaikan indeks harga yang diterima petani, katanya lagi, khususnya terjadi pada sapi potong, ayam ras pedaging, kerbau dan lainnya.

Ia merinci lagi, untuk ternak besar tercatat sebesar 126,69 persen atau mengalami kenaikan sebesar 1,46 persen dibandingkan pada Juli 2016 tercatat sebesar 124,87 persen.

Untuk ternak kecil sepanjang Agustus 2016 tercatat sebesar 125,20, atau mengalami penurunan sebesar 0,34 persen dibandaingkan sepanjang Juli 2016 tercatat sebesar 25,63 persen.

"Untuk kelompok unggas sepanjang Agustus 2016 tercatat sebesar 117, 71 atau mengalami kenaikan sebesar 0,79 persen dibandingkan sepanjang Juli 2016 yang tercatat sebesar 116,79," katanya.

Sementara itu nilai tukar petani Riau untuk hasil ternak sepanjang Agustus 2016 tercatat sebesar 124,26 persen atau mengalami penurunan sebesar 0,18 persen dibandingkan pada Juli 2016 sebesar 124,49 persen.

Ia menyebutkan, bahwa kenaikan indeks harga yang dibayar petani disebabkan oleh kenaikan indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,09 persen khususnya cabai rawit, cabai merah, gula pasir, rokok kretek filter dan lainnya.

"Untuk dan indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) tercatat sebesar 0,22 persen khususnya pur, bibit ayam ras pedaging dan lainnya," katanya.