Pekanbaru (Antarariau.com) - Badan Pusat Statistik Provinsi Riau, mencatat kenaikan terbesar impor non minyak dan gas daerah itu selama Agustus 2016 terhadap bulan sebelumnya terjadi pada mesin-mesin pesawat mekanik, yang tercatat sebesar 52,40 juta dolar AS.
"Golongan barang impor terbesar kedua Riau adalah pupuk yang tercatat sebesar 14,58 juta dolar AS," kata Kepala BPS Riau S. Aden Gultom, dalam keterangannya di Pekanbaru, Rabu.
Menurut dia, golongan barang impor terbesar ketiga Riau adalah jenis garam, belerang, kapur yang tercatat sebesar 2,53 juta dan besi dan baja sebesar 1,12 juta dolar AS.
Sedangkan penurunan impor non migas, katanya, hanya terjadi pada golongan barang hasil penggilingan yang tercatat sbeesar 0,43 juta dolar AS dan biji-bijian berminyak tercatat sebesar 0,04 juta dolar AS.
"Impor non migas Riau selama Januari-Agustus 2016 juga didominasi oleh mesin-mesin, pesawat mekanik yang tercatat sebesar 318,19 juta dolar AS atau 42,03 persen," katanya.
Berikutnya pupuk yang tercatat sebesar 188,44 juta dolar AS atau berkontribusi sebesar 24,89 persen dari sepuluh golongan barang terbesar impor Riau.
Selain itu, jenis bubur kayu (pulp) yang tercatat sebesar 38,44 juta dolar AS (5,08 persen), serta garam, belerang, kapur sebesar 21,02 juta dolar AS (2,78 persen) dengan kontribusi keempatnya mencapai 74,77 persen.
"Secara keseluruhan, impor 10 golongan barang utama non migas (HS 2 dijit) pada periode Januari-Agustus 2016 memberikan kontribusi sebesar 85,09 persen terhadap total impor non migas Riau," katanya.
Sementara itu, kontribusi impor non migas di luar sepuluh golongan barang utama sebesar 14,91 persen. Dari sisi pertumbuhan, impor sepuluh golongan barang utama pada Januari-Agustus 2016 mengalami kenaikan sebesar 1,27 persen terhadap periode yang sama tahun 2015.
Daftar Sejumlah Impor Non Migas Riau Selama Bulan Agustus 2016
