Bupati: Tekan Kemiskinan Dengan "Kail Dan Kolam"

id bupati tekan, kemiskinan dengan, kail dan kolam

Pekanbaru, (Antarariau.com) - Jangan berikan masyarakat bantuan cuma-cuma yang akan membuat mereka menjadi malas namun berikan mereka "kail dan kolam ikan" berupa pendidikan keterampilan dan lahan pekerjaan sehingga terbebas dari kemiskinan, kata Bupati Kampar Provinsi Riau Jefry Noer.

"Untuk itu Tim Verifikasi dari Kemendagri juga harus lebih dahulu memahami program setiap daerah mengingat setiap kabupaten /kota memiliki cara masing-masing memajukan daerah atau meningkatkan kemakmuran daerahnya," kata Jefry Noer, JUmat (25/9).

Jefry mengatakan itu ketika dirinya berdialog dalam Forum Focus Group Discussion (FGD) tentang Pelaksanaan Hibah Barang/Jasa Provinsi Riau bersama Tim Verifikasi dari Kementerian Dalam Negeri di Ruang Serindit di Komplek Gubernuran Provinsi Riau, kemarin.

Bupati menambahkan, Tim Verifikasi Kemendagri harus juga memahami program apa saja yang sedang dilaksanakan daerah dan jika tidak mengerti lebih baik bertanya kepada pemda.

Tim Verifikasi kata Jefry lagi, sebaiknya juga mampu membedakan mana hibah Bantuan Sosial (Bansos) dan mana program daerah, jangan terkesan menghambat program daerah.

"Semua program Kabupaten Kampar yang menyentuh langsung dari tiga zero, baik bantuan dana bergulir maupun bantuan sapi bergulir merupakan program baik, dan ini bukan asal hibah saja karena pihak penerima bantuan jelas hasil pendataan yang akurat. Mereka adalah benar-benar masyarakat miskin," katanya.

Jefry juga menjelaskan, bahwa program Pemda Kampar, seperti mendata masyarakat produktif yang kurang mampu untuk di berikan pelatihan dan bantuan adalah upaya untuk menekan angka kemiskinan di dearah ini.

"Setelah lulus pelatihan, maka mereka diberikan pinjaman melalui dana bergulir. Pemda Kampar diakhir 2016 berazam untuk menzerokan kemiskinan, pengangguran dan rumah kumuh," kata Jefry.

Jefry Noer juga mengatakan, selanjutnya fokus dari Pemda Kampar adalah membuat program dengan mendata berapa banyak sesungguhnya orang miskin yang produktif di Kampar untuk kemudian diberikan pelatihan dan pembekalan serta diberikan bantuan dana bergulir.

"Memberikan bantuan melalui Bansos bukanlah cara yang baik. Makanya Pemda Kampar memberikan bantuan melalui pemberian kail dan kolam. Artinya, untuk masyarakat Kampar yang miskin, diberikan bekal ilmu baik pertanian, perikanan, agrobisnis serta diberikan bantuan modal melalui pinjaman bergulir," katanya.

Dalam kesempatan tersebut Jefry Noer juga pertanyakan kepada Tim Verifikasi tentang pelarangan penggunaan dana bergulir untuk program yang sedang dikelola pemerintah daerah, dan pada tahun 2014 Pemda Kampar juga tidak diperbolehkan menghibahkan sapi.

"Saya juga mengakui kelemahan staf dalam memberikan informasi maupun menerima informasi mengenai tata aturan dari Tim Verifikasi," ujar Jefry Noer.

Sementara itu Ketua Tim Verifikasi dari Kementerian Dalam Negeri, Andrian mengatakan bahwa setiap kegiatan apabila dilaksanakan melalui prosedur dan memiliki Peraturan Bupati atau Walikota silahkan dilanjutkan, jika tidak memiliki seluruh unsur itu, lebih baik jangan dilaksanakan.

Andrian juga mengatakan prinsip filosofi hibah tidak bergeser. "Ini semua berjalan baik apabila diberikan tata cara kepada pemerintah daerah melalui Permendagri 2014 dan tidak boleh berlebihan dari anggaran yang sudah dianggarkan di APBD masing-masing daerah," katanya. (Adv)