Pekanbaru, (ANTARA) - Sebanyak 21 Sekolah Dasar Negeri (SDN) di Kota Pekanbaru, Provinsi Riau, mendapatkan pelatihan pembelajaran numerasi melalui pendekatan berdiferensiasi yang terintegrasi dengan konsep pembelajaran mendalam.
Pelatihan yang berlangsung di SDN 15 Pekanbaru pada Selasa, 9 september 2025 ini diikuti kepala sekolah dan guru dari SDN di Kecamatan Sukajadi, Senapelan, dan Payung Sekaki. Fasilitator kegiatan adalah kelompok Fasda Perubahan “Jasuli” yang terdiri atas dua pengawas sekolah, Jasmiral dan Yuzirman, serta Kepala SDN 57 Pekanbaru, Asma Laili.
Menurut Asma Laili, sebanyak 21 sekolah peserta pelatihan memiliki rapor pendidikan yang beragam: tiga sekolah berkategori baik, 17 cukup, dan satu kurang. Melalui kegiatan ini, guru dan kepala sekolah didorong meningkatkan kualitas pembelajaran numerasi dengan mengimplementasikan metode MIKIR (Mengalami, Mencoba, Interaksi, Komunikasi, dan Refleksi) yang dikembangkan Tanoto Foundation.
“Prinsip pembelajaran mendalam dilakukan dengan 3F, yakni mindful (penuh kesadaran), meaningful (bermakna), dan joyful (ceria),” ujar Asma, yang telah menjadi Fasilitator Daerah (Fasda) Tanoto Foundation sejak 2018.
Metode MIKIR merupakan bagian dari pembelajaran mendalam yang dicanangkan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Pendekatan ini mendorong guru tidak hanya berceramah, tetapi memberi ruang bagi siswa untuk menemukan solusi melalui aktivitas yang dekat dengan kehidupan sehari-hari.
Asma menambahkan, pembelajaran mendalam menekankan pengembangan karakter PIT (Produktif, Imajinatif, dan Terbuka), yang diwujudkan melalui empat elemen, yaitu:
Pedagogi dengan pertanyaan produktif yang mendorong berpikir kritis, Lingkungan belajar yang mendukung eksplorasi, Kemitraan melalui diskusi kolaboratif, dan Pemanfaatan teknologi digital, misalnya melalui pembuatan video.
Adapun tujuan utama kegiatan ini adalah melatih guru mengembangkan pembelajaran numerasi yang adaptif dengan menyesuaikan metode mengajar sesuai kebutuhan, kemampuan, dan konteks siswa di kelas. Setelah pelatihan, para peserta diharapkan mampu menyusun lembar kerja peserta didik (LKPD) secara mandiri, mengimplementasikan numerasi adaptif di kelas, serta mengikuti supervisi dan monitoring berkelanjutan dari Fasda.
Melalui pelatihan ini, Tanoto Foundation berharap lahir inisiatif lokal yang berkelanjutan dan relevan dengan kebutuhan tenaga pendidik. Fasilitator Daerah diharapkan tidak hanya menjadi penggerak, tetapi juga pencipta solusi nyata dalam meningkatkan literasi dan numerasi di daerah.