Pekanbaru, (Antarariau.com) - Ribuan warga keturunan Tionghoa di Provinsi Riau meriahkan Festival Lampion Zhong Qiu atau festival pertengahan musim gugur yang dipusatkan pada Jalan Karet yang dikenal sebagai Kampung Tionghoa Melayu Pekanbaru, Sabtu malam.
Festival lampion yang dikenal dengan sebutan festival kue bulan itu ditandai pawai kendaraan hias yang diikuti rombongan pejalan kaki dengan mengambil rute Jalan Karet, Jalan Juanda, Jalan Jenderal Sudirman, Jalam Mohammad Yamin, Jalan Ahmad Yani, Jalan Juanda, dan berakhir di Jalan Karet.
Terlihat para penjalan kaki mengikuti pawai secara berkelompok dengan menenteng lampion yang terbuat dari kertas berwarna dan di dalam kertas terdapat lilin kecil yang dinyalakan sepanjang perjalan. Mereka didampingi buah hatinya.
Arus lalu lintas mulai dari pintu keluar Jalan Karet menuju Jalan Juanda sampai dengan rute yang dilewati pawai lampion terlihat macet, sedangkan petugas kepolisian setempat dari satuan lalu lintas terlihat sibuk menguraikan kemacetan.
Ketua Persatuan Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) Provinsi Riau Peng Suyoto mengatakan bahwa festival tersebut bukan cuma para warga Tionghoa yang tingal di Kota Pekanbaru, melainkan berasal dari daerah lain provinsi tersebut yang ikut meramaikan acara.
"Festival Zhong Qiu ini dirayakan setahun sekali. Ini sebagai perayaan untuk penghormatan kepada Dewi Bulan yang dalam kepercayaan orang Tionghoa dikenal memberi kesejahteraan dan kasih sayang dalam keluarga," ujarnya.
Menurut dia, panitia sengaja melakukan menjelang akhir pekan atau Sabtu malam karena melibatkan banyak anak-anak sehingga terlihat lebih meriah dan kegiatan tersebut memiliki tujuan utama adalah kebersamaan serta melestarikan budaya.
Berdasarkan penanggalan bulan pada tahun Imlek 2565, pada tahun ini bulan budaya suku Tionghoa jatuh pada hari Senin, 8 September 2014, yang diputuskan berbagai organisasi masyarakat dan lembaga keagamaan Buddha di Riau diadakan pada hari Sabtu (6/9).
"Tujuan itu untuk kebersamaan sekaligus kami memperkenalkan kepada para generasi muda tentang festival kue bulan ini," katanya.
Ket Tjing, panitia bidang media Festival Lampion Zhong Qiu, mengatakan bahwa kegiatan yang diadakan tersebut juga merupakan wadah bagi warga Tionghoa untuk melestarikan tradisi leluhur sekaligus meningkatkan silaturahmi antarwarga Tionghoa.
"Bagi warga Tionghoa merantau diharapkan kembali lagi berkumpul bersama keluarganya. Besarnya animo masyarakat mengikuti kegiatan ini karena merupakan waris dari leluhur. Kami sudah melaksakan lima tahun ini terakhir dan sudah menjadi kegiatan rutin," katanya.
Wikipedia menulis festival pertengahan musim gugur atau di Indonesia dikenal juga dengan sebutan festival kue bulan merupakan perayaan hari sukacita keluarga yang dilambangkan dengan kehadiran bulan purnama penuh.
Biasanya pada masa ini adalah momen untuk berkumpul bersama keluarga. Festival Zhong Qiu Jie jatuh pada tanggal 15 bulan kedelapan berdasarkan perhitungan kalender tahun Imlek dan ini adalah masa posisi bulan paling dekat dengan Bumi saling berdampingan.
Festival musim gugur dimulai sekitar zaman Dinasti Xia dan Shang pada tahun 2000--1600 sebelum masehi. Lalu, masa Dinasti Zhou, rakyat merayakan dengan memuja bulan dan terus berkembang sampai orang mulai mengirimkan kue bulan pada rekan dan famili sebagai simbol keutuhan keluarga.