Kesal audensi tak ditanggapi, Ketum LM2R banting HP di depan pejabat Meranti

id LM2R,Audensi ditolak Pemda,Pemda Meranti,Bupati Adil

Kesal audensi tak ditanggapi, Ketum LM2R banting HP di depan pejabat Meranti

Ketum Laskar Muda Melayu Riau (LM2R) Kepulauan Meranti Jefrizal saat berbicara menanyai surat audensi pihaknya yang belum ditanggapi ke Asisten I Setda Kepulauan Meranti Irmansyah, Selasa (8/2). (ANTARA/Rahmat Santoso)

Selatpanjang (ANTARA) - Ketua Umum Laskar Muda Melayu Riau (LM2R) Kepulauan Meranti Jefrizal mengungkapkan kekesalannya di Kantor Bupati, lantaran surat yang dilayangkannya untuk melakukan audiensi bersama Bupati Muhammad Adil tidak ditanggapi.

Luapan emosi pun terlanjur meledak, handphone milik Jefrizal sampai dibantingnya ke lantai di hadapan para pejabat Pemda. Salah satunya pejabat yang menanggapi kedatangan Jefrizal, Selasa (8/2), adalah Asisten I Setda Kepulauan Meranti Irmansyah.

Surat yang dilayangkan LM2R kepada Pemkab Kepulauan Meranti pada 4 Februari 2022 itu terkait kebijakan One Way (jalan satu arah) dan tenaga honorer yang telah habis masa kontrak kerjanya. Di situ Jefrizal berharap Bupati mengklarifikasi atas kebijakan yang dibuatnya.

"Sebenarnya tidak minta banyak, kami hanya mau Bupati menjelaskan apa yang menjadi kebijakannya itu dan kami pandang perlu perhatian. Karena ini menyangkut roda perekonomian dan kestabilan sosial masyarakat Meranti," ungkap Jefrizal.

Menurut dia, langkah yang sudah dilakukannya dengan melayangkan surat sudah sesuai prosedur, dan seharusnya Pemda setempat menanggapiyang menjadi unek-unek mereka. Kemudian berharap audiensi yang dilakukan bisa dicarikan solusi terbaik.

"Dari awal sudah kami sampaikan surat permohonan audiensi, namun tidak ditanggapi. Kalau memang tidak bisa sampaikan secara baik-baik dan kami juga bisa bersikap fair dan sportif. Bukan begini caranya menghadang, kita tidak mau dibenturkan. Jika tidak mau menghargai, ayo sama-sama kita tidak menghargai," kata Jefrizal dengan kesal.

Diakui Jefrizal, ia bersama jajarannya datang ke Kantor Bupati hanya untuk melakukan audiensi dengan membawa aspirasi masyarakat. Sebelumnya pihaknya sudah beberapa kali melakukan unjuk rasa, namun Bupati Adil tetap tidak bisa ditemui massa.

Bahkan saat menyampaikan aspirasi masyarakat, dirinya menunjukkan sikap intelektualnya. Ia menganggap apa yang dilakukan pemerintah daerah, khusus Bupati Muhammad Adil tidak profesional sebagai pemimpin daerah.

"Ini aspirasi yang kami sampaikan, bukan kerja main-main. Jadi tolong aspirasi ini didengar. Kami sudah berkirim surat sebagai bentuk profesional kami, tapi pemerintah malah menunjukkan pengecutnya. Cara baik sudah, orasi sudah, cara apa lagi yang di mau Bupati," tutur Jefrizal.