Pemda Meranti cari solusi atasi jembatan ambruk

id Jembatan di Meranti ambruk ,Jembatan Panglima Sampul roboh,Jembatan roboh, jembatan pelangi

Pemda Meranti cari solusi atasi jembatan ambruk

Jembatan Panglima Sampul yang terletak di Kecamatan Tebingtinggi Barat, Kabupaten Kepulauan Meranti ambruk pada Rabu (22/5/2024). (ANTARA/Rahmat Santoso)

Selatpanjang (ANTARA) - Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Kabupaten Kepulauan Meranti segera mencari solusi untuk mengatasi Jembatan Panglima Sampul di Kecamatan Tebingtinggi Barat yang ambruk pada Rabu siang meski kewenangannya sudah beralih ke Pemprov Riau.

Kepala DinasPUPR Kepulauan Meranti Fajar Triasmokomengaku memang saat ini dibatasi oleh wewenang mengingat ada sejumlah desa yang bakal terisolir.

"Kami akan bersurat kepada Pemprov agar pembangunannya segera mendapat prioritas. Jika seandainya bisa, kami akan mengusulkan penggunaan anggaran bencana, sehingga bisa ditangani segera," kata Fajar saat meninjau jembatan tersebut.

Ditambah Kepala Bidang Bina Marga, Rahmat Kurnia, sebelum 2017 silam, wewenang jembatan ini masih di bawah pemerintah daerah. Namun setelah beralih ke Pemprov Riau, jembatan sepanjang 180 meter ini hanya mendapat pengecatan struktur.

"Hanya dicat saja oleh Pemprov. Sejak jembatan itu dibangun pada tahun 2002 hingga sekarang memang tak pernah mendapat perawatan teknis," ungkap Rahmat.

Pria yang akrab disapa Aang itu tak menampik setahun sebelum wewenang beralih, Pemkab Kepulauan Meranti telah membuat Detail Engineering Design (DED) jembatan yang menghubungkan antara Desa Gogok dan Desa Alai itu.

"Sudah ada DED-nya sebelum dialihkan ke Pemprov Riau. Baik itu gambar teknis, spesifikasi teknis dan spesifikasi umum, volume serta biaya pekerjaan. Tapi setelah itu dialihkan, kami tidak bisa berbuat banyak," akunya.

Sementara Camat Tebingtinggi Barat, Rinaldi menuturkan, jembatan itu menjadi salah satu akses utama masyarakat di tiga kecamatan untuk menuju ke ibukota kabupaten. Selain wilayahnya, termasuk juga Kecamatan Pulau Merbau, Merbau dan Tasik Putripuyu.

"Keberadaan jembatan ini sangat vital dan menjadi urat nadi masyarakat dalam meningkatkan perekonomian, salah satunya memasarkan hasil perkebunan. Dan termasuk juga sebagai akses utama menuju ke Kota Selatpanjang," ujar Rinaldi.

Ia menyebutkan, akibat putusnya jembatan tersebut, ribuan masyarakat di sejumlah kecamatan terancam kesulitan untuk beraktivitas dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Untuk itu, ia berharap Pemprov Riau bisa segera memperbaikinya.

Dermaga penyeberangan sementara

Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan Kepulauan Meranti, Agusyanto Bakar menyebutkan berupaya mencari solusi jangka pendek untuk memberikan akses hilir mudik kepada masyarakat. Pihaknya akan membuat dermaga penyeberangan dengan material kayu hingga jembatan selesai diperbaiki.

"Kami akan membangun dermaga transportasi penyeberangan kempang (kapal kayu) dari dua sisi desa. Ini untuk alternatif akses masyarakat saat ini," kata Agusyanto.

Untuk saat ini, lanjut Agusyanto, akan dipersiapkan dulu armada kempangnya. Ada tiga unit kempang yang difasilitasi warga setempat untuk akses penyeberangan dengan biaya terjangkau.

"Tentunya ada biaya yang dikeluarkan, hanya saja kami meminta untuk tidak terlalu mahal," tuturnya.

Seperti diketahui, Jembatan Panglima Sampul yang terletak di Kecamatan Tebingtinggi Barat ambruk pada Rabu. Jembatan ini menjadi salah satu akses masyarakat sejumlah desa di tiga kecamatan menuju Kota Selatpanjang.

Setelah roboh, lokasi kejadian telah mendapat pengamanan ketat dari aparat kepolisian dan masyarakat dilarang untuk melewatinya. Beruntung, kejadian tersebut tidak menimbulkan korban jiwa.

Sementara ini ada akses jalur darat yang bisa dilalui masyarakat dari Desa Tenan. Namun jarak tempuhnya mencapai belasan kilometer dan hanya bisa dilewati kendaraan roda dua saja.