Jakarta (ANTARA) - Tiga peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) berhasil meraih penghargaan L’Oreal-UNESCO for Women in Science 2021.
Mereka adalah Peni Ahmadi dari Pusat Riset Bioteknologi untuk kategori life science, Fransiska Sri Herwahyu Krismatuti dari Pusat Riset Kimia, dan Febty Febriani dari Pusat Riset Fisika untuk kategori Non-Life Sciences.
Baca juga: BRIN targetkan peluncuran satelit Lapan A-4 bisa dilakukan pada 2022
"Penghargaan ini diharapkan pula akan menjadi titik awal bagi sivitas yang bersangkutan untuk berprestasi lebih tinggi di masa yang akan datang dan menjadi penyemangat bagi para perempuan peneliti lainnya di pusat riset bioteknologi,” kata Kepala Pusat Riset Bioteknologi BRIN Ratih Asmana Ningrum dalam keterangan di Jakarta, Kamis.
Program For Women in Science (FWIS) diluncurkan di seluruh dunia sebagai bentuk dukungan bagi para ilmuwan perempuan yang bergerak di bidang ilmu pengetahuan.
Baca juga: BRIN mulai lakukan riset roket bertingkat
Kategori bidang ilmu L’Oreal-UNESCO FWIS 2021 meliputi Life Sciences dan Non-Life Sciences (Ilmu Material, Ilmu Bumi, Teknik, Ilmu Komputer, Matematika, Kimia, Fisika).
Syarat penerima atau fellowship FWIS adalah perempuan, berusia maksimal 40 tahun per 30 November 2021, berpendidikan S3 atau sedang menjalani pendidikan S3. Proposal riset yang diajukan harus berdampak strategis bagi negara, berkelanjutan, dan menghasilkan kerja sama.
Melalui slogan "Dunia Membutuhkan Sains dan Sains Membutuhkan Perempuan, L’Oreal Foundation Indonesia bersama mitra UNESCO kembali menyelenggarakan program FWIS tahun 2021.
Baca juga: Berbagai inovasi-teknologi penanggulangan bencana telah dihasilkan BRIN
Ratih berharap prestasi yang diraih peneliti BRIN itu dapat menjadi motivasi bagi para perempuan ilmuwan untuk berkarya dan menghasilkan produk riset yang bermanfaat bagi masyarakat dan bangsa bahkan dunia.
Peneliti Fransiska Sri Herwahyu Krismastuti mengajukan topik riset berjudul Zinc oxide Nanostructures from Galvanization Waste as Chronic Wound Prognostics.
Ia menuturkan limbah galvanisasi mengandung zinc yang dapat diolah menjadi nano Zinc oxide (ZnO) dan pewarna alami dari kubis ungu yang dapat dimanfaatkan untuk prognosis luka kronis pada pasien diabetes.
Baca juga: BRIN fasilitasi hasil riset vaksin-obat ke industri untuk capai kemandirian
Sementara itu peneliti BRIN Febty Febriani mengajukan risetnya yang berjudul Assessment of Indonesian’s Crustal Heterogeneity Characteristic Based on Geomagnetic Data for Disaster Risk Reduction of Earthquake and Tsunami in Indonesia.
Bagi Febty, riset tersebut penting untuk dikembangkan karena Indonesia dikelilingi oleh lempeng-lempeng aktif tektonik membuat kondisi kerak bumi Indonesia menjadi heterogen.
"Kondisi ini juga menyebabkan Indonesia menjadi negara dengan kondisi seismik dan vulkanik yang aktif. Hal ini ditandai dengan banyaknya gempa dan gunung api yang terjadi di Indonesia setiap tahun," ujarnya.
Baca juga: BRIN dorong integrasi sumber daya iptek untuk bangun ibu kota negara baru
Ia menjalankan risetnya berkolaborasi dengan berbagai pihak termasuk dengan Pusat Unggulan IPTEK Geomagnetik Universitas Mataram, Lombok, dalam menganalisa data geomagnetik untuk mengecek validitasnya sebagai prekursor gempa bumi.
Data geomagnetik itu dapat digunakan untuk mengetahui karakteristik kerak bumi Indonesia sehingga bisa memetakan bahaya, risiko dan kerentanan suatu daerah karena gempa.
Baca juga: Bambang Brodjonegoro sebut Indonesia harus jadi negara maju pada 2045
Berita Lainnya
Menag akan batasi perjalanan dinas seluruh jajarannya
15 November 2024 17:12 WIB
PLN dorong mahasiswa perguruan tinggi di Riau berinovasi kembangkan teknologi kendaraan listrik
15 November 2024 16:49 WIB
Rasa autentik rempah khas Indonesia di Vientiane, Laos
15 November 2024 16:15 WIB
Presiden Prabowo sampaikan tekad Indonesia lakukan hilirisasi sumber daya
15 November 2024 15:25 WIB
Reses DPD RI ke Riau, harapkan BRK Syariah terus berkontribusi bagi masyarakat
15 November 2024 14:58 WIB
Erupsi Gunung Lewotobi, 29.323 penumpang di Soetta batal terbang
15 November 2024 14:42 WIB
PPN 12 persen, ekonom minta pemerintah agar buat kebijakan pro daya beli
15 November 2024 14:16 WIB
Dekranasda Riau gelar lomba motif tenun dan batik khas Riau, ini pesan Zuliana Rahman Hadi
15 November 2024 14:10 WIB