Di era pandemi, Bank Indonesia ajak masyarakat berzakat lewat kanal digital

id Berita hari ini,berita riau terbaru, berita riau antara, BI

Di era pandemi, Bank Indonesia ajak masyarakat berzakat lewat kanal digital

Photo Illustration: A man paid zakat through the National Alms Agency's (BAZNAS) official website in Depok, West Java, Saturday (April 25, 2020). The alms agency has urged Muslims in Indonesia to use digital payment method in paying zakat amid the coronavirus pandemic. (ANTARA/Genta Tenri Mawangi)

Jakarta (ANTARA) - Direktur Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran Bank Indonesia Fitria Irmi Triswati mengajak masyarakat membayar zakat lewat kanal digital sekaligus mengurangi kontak fisik demi menekan risiko penyebaran virus corona.

"Sejalan dengan itu, Presiden Joko Widodo juga turut memberi arahan pandemi COVID-19 yang melanda Indonesia harus bisa jadi momentum percepatan transformasi digital," kata Fitria dalam webinar, Kamis.

Baca juga: Bank Indonesia naikkan proyeksi pertumbuhan ekonomi global jadi 5,7 persen

Fitria mengatakan Bank Indonesia mendukung upaya pemerintah melakukan transformasi digital dengan cara mendukung inovasi industri sistem pembayaran aman dan higienis di era pandemi.

"Saat pandemi, transaksi zakat, infak dan sedekah tahun 2020 tumbuh 26,1 persen."

Ia menjelaskan, pertumbuhan itu dipengaruhi oleh meningkatnya adaptasi teknologi digital oleh lembaga amil zakat, banyak orang yang belum pernah berzakat terdorong untuk melakukannya pada masa pandemi, juga karena sebagian yang melakukannya adalah generasi milenial yang memang memanfaatkan platform digital.

"Jadi, pembayaran zakat pun trennya adalah menggunakan platform digital dan ini dimanfaatkan milenial," ujar dia.

Kini masyarakat bisa semakin mudah berzakat dengan memanfaatkan pembayaran tanpa tatap muka lewat metode QR Code dari Bank Indonesia atau Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS). Melalui QRIS yang ia sebut sebagai "game changer", masyarakat dimudahkan untuk bertransaksi juga berdonasi secara digital.

Pemanfaatan kanal digitalisasi dalam berzakat diharapkan bisa meningkatkan penerimaan zakat karena masyarakat bisa membayar zakat dari mana saja selama memiliki koneksi internet. Selain itu, sistem digital membuat transaksi lebih cepat dan pencatatan lebih mudah karena transparansi meningkat. Terlebih, kanal digital mengurangi risiko pencurian uang dan masuknya uang palsu dan lebih higienis karena tak ada kontak fisik.

Ia menambahkan, QRIS juga bisa dimanfaatkan untuk mengubah kotak amal di rumah ibadah jadi kotak amal digital.

"Mari bergeser ke pembayaran yang lebih kekinian sehingga masyarakat semakin mudah beribadah," ajak dia.

Fitria menambahkan, sinergi transformasi digital harus terus dipelihara oleh Pemerintah, industri hingga komunitas keagamaan sehingga Indonesia bisa semakin maju.

"Sinergi dan kolaborasi semuanya harus diperkuat dan dipelihara."

Setelah diluncurkan sejak 17 Agustus 2019, pengguna QRIS semakin bertambah dari 1,7 juta merchant menjadi 6,81 juta merchat per April 2021.

Baca juga: Ketersediaan uang tunai Riau aman sampai lebaran

Baca juga: BI latih 150 mubaligh agar dakwahkan belanja bijak dan hemat


Pewarta: Nanien Yuniar