Jakarta (ANTARA) - Indonesia telah menerima bantuan senilai 84,8 juta dolar AS (sekitar Rp1,2 triliun) dari 104 negara dan organisasi internasional untuk menanggulangi COVID-19, kata Kementerian Luar Negeri di Jakarta, Jumat.
"Sampai 13 Mei tahun ini, tercatat ada 104 dukungan internasional yang diterima di Indonesia. Ini wujud nyata diplomasi kita untuk reaching out (mendekati, red) negara-negara secara bilateral maupun organisasi internasional," kata Direktur Sosial Budaya dan Organisasi Internasional Kementerian Luar Negeri RI Kamapradipta Isnomo saat sesi seminar yang diadakan secara virtual.
Baca juga: Indonesia ikut program uji coba global vaksin COVID-19
Ia menjelaskan bantuan tersebut tidak diserahkan dalam bentuk uang, melainkan lewat obat-obatan, alat perlindungan diri, dan program mitigasi yang diberikan ke rumah sakit di seluruh wilayah Indonesia.
Dari 104 dukungan internasional itu, Uni Eropa, Jepang, dan Bank Pembangunan Asia (ADB) jadi tiga pendonor utama. "Tiga pemberi dukungan terbesar, Uni Eropa dengan nilai bantuan 21,3 juta dolar AS (sekitar Rp317,4 miliar) dalam bentuk obat-obatan dan alat proteksi diri," terang Kamapradipta.
Sementara itu, Jepang menyalurkan bantuan senilai 10,5 juta dolar AS (sekitar Rp156,48 miliar) dan ADB menyerahkan bantuan senilai 4,5 juta dolar AS (sekitar Rp67,03 miliar).
Di samping itu, Indonesia juga menerima bantuan obat-obatan, perlengkapan medis, dan alat proteksi diri dari 10 negara, antara lain, China, Jepang, Amerika Serikat, Singapura, Vietnam, Korea Selatan, Australia, Selandia Baru, Uni Emirat Arab (UAE), dan Swiss.
"Dari 104 dukungan internasional itu, ini terdiri dari 10 dukungan pemerintah (asing, red), 84 dukungan non-pemerintah, dan 10 dukungan dari organisasi atau entitas internasional," sebut Kamapradipta.
Ia lanjut menjelaskan Indonesia telah menyampaikan kebutuhan tujuh alat kesehatan ke negara-negara sahabat.
"Untuk satuan tugas COVID-19 nasional, kita sudah menetapkan tujuh alat kesehatan yang sudah disampaikan ke negara sahabat, (harapannya, red) kita menerima bantuan atau yang terpenting ada joint production (produksi alat bersama, red) dan joint research (riset gabungan, red)," terang dia tanpa menyebutkan tujuh alat kesehatan tersebut.
Menurut Kamapradipta selain bantuan, Indonesia mengharapkan adanya kerja sama internasional untuk memproduksi vaksin, alat kesehatan, dan obat-obatan untuk menanggulangi COVID-19.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan COVID-19, penyakit yang disebabkan virus corona jenis baru (SARS-CoV-2), sebagai pandemi pada Maret 2020. Penyakit itu pertama kali mewabah di Kota Wuhan, China pada akhir tahun lalu, dan saat ini telah menyebar ke 216 negara serta wilayah.
WHO mencatat per Jumat (15/5), 4.307.287 orang telah tertular COVID-19 dan 295.101 di antaranya meninggal dunia. Sementara itu di Indonesia, per hari ini, jumlah pasien positif COVID-19 mencapai 16.496 jiwa. Dari angka itu, 3.803 pasien telah dinyatakan sembuh, tetapi 1.076 lainnya meninggal dunia.
Baca juga: KBRI terus bantu dan dampingi WNI terdampak pandemi COVID-19 di Hongaria
Baca juga: WNI dan WNA dari luar negeri wajib punya surat sehat dari negara asalnya
Pewarta : Genta Tenri Mawangi