Pekanbaru (ANTARA) - Kabut asap yang menyelimuti Kota Pekanbaru selama dua bulan belakangan ini, membuat Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA)Pekanbarumenyediakan psikolog untuk warga, khususnya anak-anak ibu hamil dan manusia lanjut usia yang terdampak baik fisik maupun mental.
"Bagi warga yang jadi korban kabut asap, yang psikologinya merasa terganggu, kami dari Dinas PPPA Pekanbaru menyediakan layanan dua orang psikolog," kata Kepala PPPA Pekanbaru Mahyudin di Pekanbaru, Selasa.
Mahyudin menjelaskan penyediaan layanan phisikolog ini bagian dari tindak lanjut penetapan keadaan darurat pencemaran udara di Riau oleh Gubernur Senin (23/9/2019).
Baca juga: Karhutla Riau - Nasib anak-anak korban jerubu, ketika udara sudah berbahaya
Layanan ini sebut Mahyudin disediaka oleh Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Kota Pekanbaru, yang bisa dihubungi setiap saat.
"Dua orang psikolog tersebut disediakan untuk mengobati psikis dari masyarakat yang terdampak kabut asap," ucapnya.
Diakuinya jumlah dua psikolog itu masih minim, jika dibandingkan korban asap. Apalagi mereka bukanlah berasal dari Aparatur Negeri Sipil (PNS).
"Dua orang psikolog tersebut merupakan tenaga kontrak," jelasnya.
Baca juga: Karhutla Riau - Libur sekolah diperpanjang hingga 30 September
Dengan minimnya jumlah psikolog tersebut, Mahyudin mengimbau kepada masyarakat untuk aktif meminta kepada Dinas PPPA Pekanbaru.
"Bagi masyarakat yang membutuhkan, silahkan hubungi kami," pungkasnya.
Perlu diketahui sebelumnya diberitakan, udara Kota Pekanbaru Selasa (24/9) membaik dari statusnya sebelumnya berbahaya kini menjadi tidak sehat. Atau Untuk Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) sesuai data BMKG Pekanbaru pada Selasa pagi konsentrasi PM 10 terpantau di level 239.11.
Baca juga: VIDEO - Riau berstatus darurat pencemaran udara
BMKG Stasiun Pekanbaru menyatakan hujan yang terjadi dengan durasi sekitar 15 menit pada Senin awal pekan ini terjadi tujuh kabupaten di Riau. Meski secara intensitas ringan serta durasi pendek, hujan tersebut bagaikan oase di tengah gurun pasir setelah sekitar dua bulan lamanya Bumi Lancang Kuning nihil diguyur hujan.
"Hujan terjadi di Pekanbaru, Siak, Pelalawan, Bengkalis, Meranti, Indragiri Hulu dan Indragiri Hilir. Kalau secara meteorologi dalam kategori ringan," kata Analis BMKG Ahmad Agus Widodo
Dia mengatakan jika secara meteorologi, saat ini memang ada potensi hujan di provinsi Riau. Hal itu berdasarkan kelembaban atmosfer yang mendukung pertumbuhan awan hujan. Potensi hujan tersebut semakin besar dengan adanya operasi TMC yang dilaksanakan oleh TNI Angkatan Udara serta BPPT.
"Dilihat dari kelembaban di atmosfer yang mendukung pertumbuhan awan hujan. dan dengan dukungan TMC, potensi hujan tersebut dapat dimaksimalkan," tambahnya mengakhiri.
Baca juga: Karhutla Riau - Kabut asap terasa hingga masuk ke rumah sakit di Pekanbaru
Baca juga: Karhutla Riau telan kerugian Rp50 triliun