Pertamina tetap pasok energi di tengah kabut asap

id Bbm

Pertamina tetap pasok energi di tengah kabut asap

PT Pertamina komit berjuang menjaga kelancaran pasokan Bahan Bakar Minyak (BBM) dan elpiji ke masyarakat setempat, meski kabut asap mengepung Riau hingga kualitas udara berbahaya Senin (23/9). (ANTARA/HO-Pertamina)

Pekanbaru (ANTARA) - Meski kualitas udara Provinsi Riau sudah dalam status berbahaya, namun PT Pertamina komit berjuang menjaga kelancaran pasokan Bahan Bakar Minyak (BBM) dan elpiji ke masyarakat setempat.

Sahrizal, awak mobil tangki (AMT) dari TBBM Sei Siak mengakui, tetap bertugas mengirim BBM walau serbuan asap membuat jarak pandang hanya 300 sampai 500 meter, hingga paparannya berpotensi sebabkan Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA).

"Saya biasa nyetir dua rit, sekitar 270 km ke SPBU di Rengat. Karena asap, jarak pandang terbatas. Jadi saya ekstra hati-hati, nyalakan lampu meski siang hari. Juga mengurangi kecepatan mobil tangki, di bawah rata-rata normal," ujar Sahrizal kepada Antara di Pekanbaru, Selasa.

Baginya tanggungjawab harus dijalankan di tengah Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) di Pekanbaru pada Senin (23/9), menembus angka 500 atau level berbahaya, yang utama agar menjaga pasokan energi tetap lancar dan terpenuhi.

Sementara itu Unit Manager Comm, Rel & CSR Pertamina Marketing Operation Region (MOR) I, Roby Hervindo menjelaskan, selama Riau diliputi asap, mobilitas masyarakat menurun. Sekolah yang diliburkan dan ancaman kesehatan, menyebabkan warga mengurangi berkendara. Walhasil, konsumsi BBM menurun 10 hingga 15 persen.

Untuk elpiji, penerimaan pasokan melalui kapal di jetty VI kilang Dumai dan jetty supply point Patradok Dumai berjalan sesuai jadwal. Namun demi keselamatan, proses lepas dan sandar dilakukan pada siang hari.

Pengiriman elpiji ke 13 SPPBE di wilayah Riau yang menggunakan mobil tangki skid tank, terdampak terbatasnya jarak pandang. Akibatnya, kecepatan skid tank pun harus diturunkan dari rata-rata. Kondisi ini diantisipasi dengan pengiriman lebih dari satu ritase di beberapa SPPBE.

Adapun selama bulan September, rata-rata penyaluran elpiji 3 kg di Riau sekitar 141 ribu tabung per hari. Jumlah ini meningkat dibanding rata-rata penyaluran pada Agustus sebanyak 117 ribu tabung per hari. Pantauan di lapangan menunjukkan pasokan elpiji mencukupi kebutuhan masyarakat.

"Kami membekali pekerja Pertamina di Terminal BBM (TBBM) maupun depot elpiji dengan masker standar N95. Untuk menjaga stamina, diberikan makanan tambahan berupa vitamin. Kami juga sediakan air purifier di ruangan kantor dan oksigen bagi yang membutuhkan," tutur Roby Hervindo.

Sebagian keluarga pekerja, juga sudah dievakuasi. Mereka dipindahkan sementara ke Padang, Medan maupun Jakarta.

"Walau asap menimbulkan kendala dalam operasional, namun tidak mengganggu kelancaran pasokan. BBM, elpiji dan avtur tersedia untuk memenuhi kebutuhan masyarakat," tutup Roby.