Pekanbaru (ANTARA) - Di tengah terus berjatuhannya korban jiwa akibat penembakan di wilayah Gaza, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Selasa (24/6) mengeluarkan peringatan keras: tanpa pasokan bahan bakar yang memadai, lebih banyak warga—termasuk anak-anak—akan kehilangan nyawa.
Laporan dari Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) menyebut bahwa blokade bahan bakar yang diberlakukan Israel selama lebih dari 100 hari telah melumpuhkan operasional layanan vital, seperti distribusi air dan pelayanan medis. Bahkan, orang-orang dilaporkan tertembak saat mencoba mendekati titik distribusi bantuan, baik yang dioperasikan oleh PBB maupun yang ditetapkan rutenya oleh otoritas Israel.
Baca juga: Prancis Kutuk Keras Serangan Israel yang Tewaskan Puluhan Warga Sipil Gaza
“Jika operasi penyelamatan ini dihentikan, lebih banyak orang akan mati,” tegas OCHA dalam pernyataannya.
Bahan bakar menjadi elemen krusial bagi kehidupan lebih dari dua juta warga Gaza. Tanpa itu, sistem penyulingan dan distribusi air tak bisa berjalan. UNICEF menambahkan, jika blokade terus berlangsung, anak-anak Gaza bisa mati kehausan dalam waktu dekat.
Lebih menyedihkan, krisis ini memperparah kondisi gizi anak-anak. Data UNICEF menunjukkan lonjakan hampir 50 persen dalam kasus malanutrisi akut pada anak-anak selama Mei, dibandingkan April. Ketika sistem sanitasi kolaps dan air bersih sulit diakses, kesehatan anak-anak Gaza kian terancam.
Sementara itu, misi kemanusiaan untuk mengambil cadangan bahan bakar dari Rafah pada Senin (23/6) berhasil dilakukan. Namun jumlahnya jauh dari cukup. Tanpa tambahan pasokan segera, layanan dasar seperti rumah sakit, sistem air, dan tempat perlindungan sementara akan lumpuh total.
Baca juga: PBB Soroti Krisis Gizi Anak di Gaza