Pekanbaru (ANTARA) - Nilai tukar petani (NTP) Provinsi Riau naik tipis 0,05 persen pada Mei tahun ini sehingga mencapai 95,76 dibanding bulan sebelumnya.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Riau di Pekanbaru, Rabu, NTP Riau masih di bawah angka 100. Hal ini menunjukan petani di Riau secara umum mengalami defisit karena kenaikan harga komoditas pertanian relatif lebih kecil dibandingkan dengan kenaikan harga barang dan jasa konsumsi serta biaya produksi.
NTP adalah perbandingan antara indeks harga yang diterima petani dengan indeks harga yang dibayar petani dan dinyatakan dalam persentase. NTP merupakan salah satu indikator untuk mengukur kemampuan daya beli petani di daerah perdesaan.
“Indeks harga yang diterima petani dan yang dibayar petani sama-sama naik pada bulan Mei, tapi indeks harga yang diterima naik lebih tinggi,” kata Kepala BPS Riau, Aden Gultom.
Ia menjelaskan pada Mei, indeks harga yang diterima petani naik 1,19 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Begitu juga indeks harga yang dibayar petani naik tapi hanya 1,14 persen.
Namun, ketika dilihat per sektornya, nilai tukar petani perikanan mencapai 112,36 dan naik 0,63 persen dibanding bulan lalu. Hal ini menunjukan pendapatan di sektor perikanan lebih baik.
Hal serupa juga terjadi di subsektor tanaman pangan dimana nilai tukar petani mencapai 100,99 dan turun 0,57 persen dibandingkan bulan lalu. Hal ini berarti pendapatan petani tanaman pangan impas antara pengeluaran dan pendapatannya.
Sementara itu, tiga subsektor masih berada di bawah angka 100. Nilai tukar petani hortikultura mencapai 98 kemudian peternakan 96,12 dan nilai tukar petani tanaman perkebunan rakyat 92,83. Subsektor tanaman perkebunan rakyat turun 0,41 persen dibandingkan bulan lalu karena pengaruh harga kelapa sawit yang masih rendah.
“Pada Mei 2019, subsektor Perikanan, Hortikultura, dan Peternakan mengalami kenaikan NTP dibanding bulan sebelumnya. NTP per subsektor dan perubahannya Mei 2019 terhadap April 2019. Kenaikan NTP terbesar terjadi di subsektor peternakan,” kata Aden.
Ia mengatakan NTP Provinsi Riau menduduki peringkat ke-5 dari 10 provinsi di Pulau Sumatera, setelah Provinsi Lampung, Provinsi Jambi, Provinsi Kepulauan Riau, dan Provinsi Sumatera Utara.
Sebanyak tiga dari 10 Provinsi di Pulau Sumatera mengalami kenaikan NTP. Kenaikan NTP terbesar terjadi di Provinsi Jambi.
Baca juga: Ketika Petani sawit Riau "curhat" ke delegasi negara Uni Eropa
Baca juga: Menyulap bara api jadi sumber ekonomi
Baca juga: Ribuan petani Riau tanam Jernang karena lebih menguntungkan dari sawit
Berita Lainnya
Nilai Tukar Petani Riau tertinggi di Sumatera, begini penjelasannya
02 February 2021 15:26 WIB
Nilai Tukar Petani Riau paling tinggi di Sumatera, begini penjelasan BPS
06 July 2020 14:41 WIB
Kenaikan Nilai Tukar Petani Riau tertinggi di Sumatera, begini penjelasannya
03 January 2020 15:19 WIB
Petani di Riau hingga Juli masih defisit karena NTP turun, begini penjelasannya
16 August 2019 18:14 WIB
Nilai tukar petani Riau turun 3,12 persen, masuk kategori defisit
09 July 2019 11:23 WIB
Nilai tukar petani turun, Pendapatan petani Riau makin defisit
09 April 2019 8:34 WIB
Nilai tukar petani Riau naik 1,58 persen tapi masih defisit
26 March 2019 7:50 WIB
BPS: Petani Riau masih defisit
21 January 2019 14:23 WIB