Tim Medis ACT siaga redam risiko krisis 22 Mei

id act, 22 mei, pilpres 2019,ACT riau

Tim Medis ACT siaga redam risiko krisis 22 Mei

Relawan medis ACT di Jakarta sedang menangani warga. (dok ACT/19)

Pekanbaru (ANTARA) - Usai penetapan hasil pilpres pada Selasa (21/5) dini hari, sejumlah masyarakat mulai berkumpul untuk menyampaikan aspirasi di depan kantor Bawaslu. Potensi krisis dapat muncul sewaktu-waktu, seperti timbulnya masalah kesehatan warga di tengah kerumunan massa.

Sebagai lembaga kemanusiaan, Aksi Cepat Tanggap (ACT) siaga meredam risiko krisis tersebut, salah satunya dengan menyiapkan dua unit Ambulans Pre-Hospital dan belasan relawan medis. Tim Medis ACT menyebar di dua titik krusial, yakni di jalan M H Thamrin dan Taman Suropati, Jakarta Pusat.

Koordinator Tim Medis ACT dr. Rizal Alimin mengatakan, tim disiapkan dalam tiga shift. "Tim dibagi ke dalam shift juga untuk menjaga kesehatan relawan medis. Dalam penugasan ini, kami akan memantau kondisi di lapangan, kondisi masyarakat juga," kata dr. Rizal. Tim telah disiagakan sejak pukul delapan dan akan berlanjut hingga Rabu (22/5).

dr. Rizal menerangkan, pada aksi kali ini, tim medis menambah perbekalan obat-obatan untuk mengantisipasi gejala-gejala masalah kesehatan yang muncul di masyarakat. "Pada aksi ini, obat-obatan ditambah, oksigen juga disiapkan, mengingat gejala yang muncul biasanya pingsan dan kelelahan," jelasnya.

Pada Selasa sore, ada seorang warga yang terjebak di tengah kerumunan dan jatuh pingsan. Bambang (57), kehilangan kesadaran dan mengalami sesak napas. Ia segera digotong ke dalam ambulans pre-hospital dan segera mendapatkan tindakan medis berupa pemberian oksigen. Sebelumnya, tim medis juga menangani sejumlah warga yang mengeluhkan sakit kepala. Tim lantas memeriksa tekanan darah pasien.

"Istirahat dulu Pak, tadi sahurnya cukup?" tanya Desti Herawati, salah seorang relawan medis. Menurut Desti, kekurangan asupan gula dan dehidrasi paling banyak dialami pasien.

"Kurang jam istirahat dengan aktivitas yang tidak sesuai dengan asupan ketika sahur menjadi salah satu sebabnya," kata Desti.

Hingga Rabu (22/5) pukul satu dini hari, tim medis ACT masih bersiaga di sejumlah tempat yang berpotensi jatuhnya korban jiwa. Pascabentrok, sejumlah warga mengalami cidera akibat semprotan gas air mata.

"Tim pun segera memberi penanganan cepat, membasuh terlebih dahulu dengan air dan cairan infus (NaCl). Karena efek gas air mata kan perih. Kami juga meminta pasien untuk tidak panik," terang Desti.

Tugas relawan medis pun tidak berhenti sampai di situ, sejak Rabu pagi tim telah bersiap siaga menghadapi risiko jatuhnya korban.

Selain menurunkan relawan medis dan menyiapnyiagakan ambulans pre-hospital, ACT juga menyediakan armada kemanusiaan seperti Humanity Food Truck, sejumlah dapur umum, dan Mobile Water Tank. Seluruh armada tersebut melayani berbagai elemen masyarakat, mulai dari sipil hingga aparat keamanan yang bertugas.