BPBD Riau Catat 267,5 Hektare Lahan Riau Terbakar Sepanjang 2019
Pekanbaru (Antaranews Riau) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau mencatat luas kebakaran lahan dan hutan (Karlahut) sepanjang awal 2019 ini mencapai 267,5 hektare.
Kepala BPBD Riau Edwar Sanger kepada Antara di Pekanbaru, Senin mengatakan kebakaran lahan yang mayoritas terjadi di lahan gambut tersebut terjadi di enam kabupaten di Provinsi Riau.
"Kebakaran terluas terjadi di Kabupaten Bengkalis dengan total 131 hektare," kata Edwar.
Baca juga: (Vidiomakro) - Waspada, Karhutla di Riau muncul lagi
Kebakaran lahan di Bengkalis terjadi di sejumlah daerah seperti Kecamatan Pinggir, Pulau Bengkalis dan terakhir di Pulau Rupat.
Wilayah pesisir Riau itu sepanjang awal 2019 ini memang mengalami musim kering dengan cuaca cukup panas sehingga rentan terjadi kebakaran.
Selain di Bengkalis, kebakaran juga melanda Kabupaten Rokan Hilir dengan luas mencapai 87 hektare. Di Kota Dumai, kebakaran juga masih berlangsung hingga awal pekan ini tepatnya di Kecamatan Sungai Sembilan.
Baca juga: Manggala Agni: Karhutla Dumai dan Bengkalis Mulai Berhasil Dipadamkan
Kota Dumai yang secara geografis berdekatan dengan Bengkalis dan Rokan Hilir mengalami kebakaran di sejumlah titik dengan luas 17,5 hektare.
Selanjutnya kebakaran lahan juga terpantau di wilayah peisir Riau lainnya, tepatnya di Kabupaten Kepulauan Meranti dengan luas dua hektare.
Selain wilayah pesisir Riau, kebakaran juga terjadi di wilayah Riau daratan. Di Kabupaten Kampar, tercatat luas kebakaran mencapai 14 hektare.
"Dan di Pekanbaru seluas 16,01 hektare terbakar," ujarnya.
Baca juga: Polres Dumai amankan seorang terduga Pembakar Lahan
Edwar mengatakan secara umum Provinsi Riau dalam kategori aman dari bencana Karhutla. Namun, dia memberikan pengecualian di wilayah tengah, pesisir timur dan sebagian wilayah barat Riau.
"Wilayah itu dalam kategori mudah hingga sangat mudah terbakar," ujarnya.
Dengan kondisi kebakaran lahan di awal tahun ini, Edwar mengatakan akan mempertimbangkan menetapkan status siaga Karhutla di 2019. Namun, dia mengatakan harus berkoordinasi dengan berbagai pihak terlebih dahulu, seperti BMKG dan pemerintah Provinsi Riau terkait penetapan status tersebut.
Baca juga: Gegara Puntung Rokok, Pria Dumai Jadi Tersangka Pembakar Lahan
Kepala BPBD Riau Edwar Sanger kepada Antara di Pekanbaru, Senin mengatakan kebakaran lahan yang mayoritas terjadi di lahan gambut tersebut terjadi di enam kabupaten di Provinsi Riau.
"Kebakaran terluas terjadi di Kabupaten Bengkalis dengan total 131 hektare," kata Edwar.
Baca juga: (Vidiomakro) - Waspada, Karhutla di Riau muncul lagi
Kebakaran lahan di Bengkalis terjadi di sejumlah daerah seperti Kecamatan Pinggir, Pulau Bengkalis dan terakhir di Pulau Rupat.
Wilayah pesisir Riau itu sepanjang awal 2019 ini memang mengalami musim kering dengan cuaca cukup panas sehingga rentan terjadi kebakaran.
Selain di Bengkalis, kebakaran juga melanda Kabupaten Rokan Hilir dengan luas mencapai 87 hektare. Di Kota Dumai, kebakaran juga masih berlangsung hingga awal pekan ini tepatnya di Kecamatan Sungai Sembilan.
Baca juga: Manggala Agni: Karhutla Dumai dan Bengkalis Mulai Berhasil Dipadamkan
Kota Dumai yang secara geografis berdekatan dengan Bengkalis dan Rokan Hilir mengalami kebakaran di sejumlah titik dengan luas 17,5 hektare.
Selanjutnya kebakaran lahan juga terpantau di wilayah peisir Riau lainnya, tepatnya di Kabupaten Kepulauan Meranti dengan luas dua hektare.
Selain wilayah pesisir Riau, kebakaran juga terjadi di wilayah Riau daratan. Di Kabupaten Kampar, tercatat luas kebakaran mencapai 14 hektare.
"Dan di Pekanbaru seluas 16,01 hektare terbakar," ujarnya.
Baca juga: Polres Dumai amankan seorang terduga Pembakar Lahan
Edwar mengatakan secara umum Provinsi Riau dalam kategori aman dari bencana Karhutla. Namun, dia memberikan pengecualian di wilayah tengah, pesisir timur dan sebagian wilayah barat Riau.
"Wilayah itu dalam kategori mudah hingga sangat mudah terbakar," ujarnya.
Dengan kondisi kebakaran lahan di awal tahun ini, Edwar mengatakan akan mempertimbangkan menetapkan status siaga Karhutla di 2019. Namun, dia mengatakan harus berkoordinasi dengan berbagai pihak terlebih dahulu, seperti BMKG dan pemerintah Provinsi Riau terkait penetapan status tersebut.
Baca juga: Gegara Puntung Rokok, Pria Dumai Jadi Tersangka Pembakar Lahan