Pekanbaru (ANTARA) - PT Perkebunan Nusantara IV PalmCo, Sub Holding di bawah naungan Perkebunan Nusantara III (Persero) memperkuat Pemerintah Provinsi Riau dalam menanggulangi persoalan menahun yang dihadapi Bumi Lancang Kuning dalam mengatasi kebakaran hutan dan lahan.
Melalui program tanggung jawab sosial lingkungan (TJSL), PTPN IV PalmCo menyalurkan bantuan 15 mesin pemadam kebakaran, lengkap dengan peralatan pendukung seperti selang, nozle dan beragam aksesoris lainnya ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Riau.
Bantuan ini diserahkan langsung oleh SEVP Business Support PTPN IV Regional III Bambang Budi Santoso, dan diterima Sekretaris BPBD Riau Abri Arianto Syamsir di Pekanbaru, Selasa (16/9/2025).
"Saya kira kita semua sepakat bahwa dalam upaya pencegahan, penanganan, dan penanggulangan Karhutla tidak bisa dilakukan parsial. Dibutuhkan kolaborasi serta sinergi. Baik itu kami selaku pelaku usaha, kemudian juga pemerintah, dan tanpa terkecuali peran serta masyarakat. Kami percaya, sinergi ini merupakan kunci dalam menanggulangi bencana yang setiap tahun mengintai daerah kita," kata Bambang.
Untuk itu, melalui program TJSl, ia pun mengatakan PTPN IV Regional III, atau yang sebelumnya dikenal sebagai PTPN V, langsung berkoordinasi dengan PTPN IV PalmCo di Jakarta untuk turut membantu pemerintah mengatasi Karhutla di Bumi Melayu, Riau.
Ia menuturkan bahwa komitmen PTPN IV PalmCo melalui entitasnya Regional III dalam upaya pencegahan dan penanggulangan Karhutla di Riau berlangsung secara berkelanjutan. Salah satu komitmennya diawali dengan menjaga areal perusahaan untuk bebas Karhutla selama entitas itu berdiri sejak embrio awal PTPN V pada 1996 silam.
Beragam model upaya pencegahan dilakukan perusahaan, mulai dari secara tradisional memanfaatkan menara pantau api, hingga kini berbasis digitalisasi, melalui dashboard Karhutla PTPN IV PalmCo.
"Dunia terus berkembang dan kami juga terus berbenah. Dulu kami menjaga areal dengan menara api, kini kami memanfaatkan AI serta terdigitalisasi. Pemanfaatan Dashboard yang dikembangkan oleh 'planters' muda kami, yang tidak hanya memantau dan mengawasi kebun inti, namun juga buffer zone hingga 5 KM di areal non perusahaan dan masyarakat. Dengan begitu, mitigasi lebih cepat dan penanggulangan dapat dilakukan dengan tepat," jelas pria berkacamata itu.
Kemudian, komitmen entitas dalam mendukung Pemerintah Riau juga diperlihatkan melalui pengiriman tim Damkar terlatih, berikut armada mobil pemadam kebakaran serta peralatan mumpuni saat tim Satgas fokus dalam menanggulangi Karhutla di Rokan Hilir, Riau pada Juli kemarin.
Sekretaris BPBD Riau, Abri Arianto, menyampaikan apresiasi tinggi atas komitmen PTPN IV PalmCo dan Regional III yang terus menunjukkan keseriusannya dalam membantu pemerintah menanggulangi Karhutla di Riau, termasuk melalui bantuan yang disalurkan tersebut.
“Kami berterima kasih kepada PTPN IV PalmCo yang sudah ikut memperkuat tim Satgas selama ini. Termasuk, bantuan yang diterima hari ini Insya Allah akan sangat membantu kami," ujarnya.
Terlebih lagi, saat ini ia mengatakan Riau sedang berada dalam anomali cuaca yang tidak menentu. Meski sejumlah daerah telah diguyur hujan, BPBD Riau masih siaga akan Karhutla dan turut menyiagakan sejumlah helikopter water bombing.
Lebih jauh, ia turut mengatakan sinergi multipihak seperti ini adalah kunci utama untuk menghindari terulangnya bencana kabut asap besar di Riau. “Kami berharap dukungan ini menjadi contoh yang baik agar bersama-sama menjaga Riau dari ancaman karhutla,” tambah Abri.
Hal senada disampaikan Kepala Bidang Kedaruratan BPBD Riau Jim Gafur. Ia bilang bahwa tidak semua perusahaan memiliki atensi besar dalam upaya pencegahan dan penanggulangan Karhutla di Bumi Lancang Kuning. Untuk itu, ia sangat berterimakasih dengan kepedulian PTPN IV PalmCo dan entitasnya Regional III yang selama ini turut peduli hingga bahkan membantu Satgas dalam menangani bencana akut menahun itu.
"Tidak semua perusahaan yang peduli seperti PTPN. Jadi alhamdulillah, PTPN IV PalmCo dan Regional III yang terus komitmen serta peduli untuk bersama mencegah dan memerangi bencana Karhutla ini," kata Jim.
Berdasarkan data pemerintah, pada tahun 2019 luas kebakaran hutan dan lahan di Riau mencapai lebih dari 74 ribu hektare, yang menimbulkan dampak kabut asap hingga ke negara tetangga. Meski menurun pada 2020–2023, potensi karhutla tetap tinggi mengingat Riau memiliki ekosistem gambut luas yang sangat rentan terbakar saat musim kemarau panjang.
Karhutla bukan hanya merusak lingkungan, tetapi juga berdampak pada kesehatan masyarakat, pendidikan, dan sektor ekonomi. Karena itu, dukungan peralatan pemadam yang lebih memadai dipandang sebagai kebutuhan mendesak bagi BPBD untuk meningkatkan efektivitas penanganan di lapangan.