Pekanbaru (Antarariau.com) - Badan Urusan Logistik Divisi Regional Riau mendirikan Toko Pangan Kita (TPK) di pasar-pasar tradisional setempat guna menjual kebutuhan pokok dengan harga murah sesuai ketetapan pemerintah.
"Pembentukan Toko Pangan Kita di Propinsi Riau adalah terobosan baru kami dan merupakan penggagas pertama di seluruh Indonesia," kata Kepala Bulog Riau-Kepri A Muis S Ali kepada Antara di Pekanbaru, Kamis.
A Muis S Ali mengatakan Toko Pangan Kita yang didirikan tersebar dipasar-pasar sampai di tingkat subdivre.
"Delapan Toko Pangan Kita milik Perum Bulog Divre Riau dibentuk dalam rangka optimalisasi ketersediaan pasokan dan stabilisasi harga pangan," ujar A Muis S Ali.
Menurut A Muis S Ali, ini dilakukan dalam rangka penguatan stok kebutuhan dasar seperti beras, gula, minyak goreng, terigu, hingga daging dan sebagainya di pasar.
Selain juga upaya penetrasi harga pangan oleh Bulog di pasaran dan optimalisasi program Divre Riau atas pemenuhan pasokan ke Rumah Pangan Kita (RPK) yang jumlahnya ratusan.
"Kami ingin memudahkan masyarakat mengakses pangan terutama kebutuhan pokok beras, daging dan gula serta lainnya dengan harga lebih murah dari eceran pedagang. Selain itu Divre Riau ingin menggalang kerja sama dengan berbagai pihak seperti lembaga swadaya masyarakat dan organisasi kemasyarakatan seperti pemuda Pancasila," tutur dia.
Ia menargetkan jumlah TPK ke depan akan terus bertambah sesuai lokasi agar masyarakat lebih mudah mendapatkan pangan murah.
Ia berharap dengan hadirnya TPK bisa memberikan beberapa solusi terhadap gejolak harga pangan yang sering terjadi pada saat momen tertentu. Misalkan untuk memangkas rantai pasar yang berdampak harga tebus masyarakat menjadi tinggi.
Untuk menjaga ketersedian kebutuhan masyarakat setiap saat di pasar. Menjaga stabilitas harga pangan dan mengendalikan laju inflasi di Propinsi Riau.
Mengurangi beban pengeluaran masyarakat dalam memenuhi kebutuhan rumah tangga.
"Maka kami ajak masyarakat untuk berbelanja di TPK atau RPK milik Bulog. Harga relatif stabil dan terjaga, murah dari eceran di pasar," pungkasnya.
Berdasarkan data yang berhasil dirangkum antara di beberapa pasar tradisional seperti Rumbai, Cikpuan, Lima Puluh harga beberapa komoditi yang di perdagangkan Bulog jauh lebih murah ketimbang eceran pasar selisihnya bahkan mencapai Rp2.000 per kilogram hal ini dialami oleh beras kualitas premium.
Untuk merek topi koki dan belida di pasaran setempat beras di ecer Rp11.500 - Rp12.000 per kilogram. Sementara dengan kualitas yang sama Bulog Riau hanya menjual Rp9.600 per kilogram.
Demikian seterusnya dengan daging sapi diecer Rp120.000 per kilogram sementara Bulog menyediakan alternatif daging kerbau beku hanya dengan harga Rp80.000 per kilogram.
Selain itu Bulog juga menjual minyak kemasan Rp11.000 per liter, sementara eceran di pasar mencapai Rp12.000, pasir Rp9.800 per kilogram sementara eceran di pasar 11.000 dan terigu Rp8.000 per kilogram.