Jakarta (ANTARA) - Perum Bulog melibatkan TNI-Polri untuk mengawal penyerapan gabah agar sesuai dengan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) sebesar Rp6.500 per kilogram, guna memberikan kesejahteraan kepada petani.
"Bulog tidak sendiri, bersama dengan para penyuluh pertanian, kemudian teman-teman dari Babinsa, Babinkamtibmas itu, sama-sama memberikan pendampingan untuk sampai ke Bulog," kata Wakil Direktur Utama Perum Bulog Marga Taufiq di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, Sabtu.
Dia menyampaikan bahwa pihaknya bersinergi dengan TNI-Polri, termasuk pemerintah daerah agar memberikan kesejahteraan kepada petani padi sesuai yang diharapkan Presiden Prabowo Subianto. Di mana, harga gabah yang dibeli tidak jatuh.
"Bulog ada di hilir itu sesuai dengan perintah dari Bapak Presiden, yang tertuang dalam Astacita bahwa petani ini harus memang tersenyum ketika dia panen. Maka kita datang ke sini (Klaten), memastikan bahwa Bulog membeli dengan harga Rp6.500 per kg gabah kering panen," ujarnya.
Marga menyebutkan bahwa pihaknya juga rutin melakukan sosialisasi kepada petani bahwa pembelian gabah dilakukan dengan harga yang ditentukan pemerintah yakni Rp6.500 per kg.
Bulog juga turun langsung ke lapangan dalam melakukan pembelian gabah petani.
Marga menekankan pentingnya keterlibatan langsung dengan petani untuk mengatasi berbagai kendala yang mereka hadapi demi kesejahteraan petani dan merasakan manfaat dari kebijakan HPP gabah saat ini.
Bulog berusaha hadir di tengah-tengah petani untuk memastikan penyerapan gabah berjalan lancar dan petani dapat menikmati hasil yang seharusnya mereka terima, sehingga penyerapan optimal dan memberikan manfaat ke petani.
"Tentu kita sosialisasikan dan itu kita sudah respon semua dan mereka paham bahwa ketika kita menjemput gabah petani ini memang kadang bersamaan," ucapnya.
Wakil Direktur Utama Perum Bulog Marga Taufiq (kanan), Juru Bicara Kantor Komunikasi Kepresidenan atau Presidential Communication Office (PCO) Prita Laura (kiri) di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, Jumat (21/3/2025). ANTARA/Harianto
Di tempat yang sama, Wakil Pemimpin Wilayah Bulog Jawa Tengah Fadillah Rachmawati mengatakan bahwa dalam memaksimalkan penyerapan pihaknya menggandeng pemerintah daerah hingga Babinsa yang bertugas di masing-masing wilayah.
Menurut dia, Babinsa memegang peran penting karena mendampingi petani sejak sebelum awal menanam hingga masa panen.
"Kami menyarankan (petani jual gabah) ke Bulog karena harganya terjamin begitu Rp6.500 per kg, sudah tidak dibawa itu, ini untuk meningkatkan nilai tukar petani atau NTP itu. Seperti itu, jadi tidak ada paksaan tapi ini bentuknya imbauan karena kami menjamin harga," kata Fadillah.
Sebelumnya, Sekretaris Perusahaan Perum Bulog Arwakhudin Widiarso menegaskan bahwa pihaknya tetap berkomitmen untuk mendukung swasembada pangan melalui pembelian gabah dan beras dari petani dalam negeri. Secara nasional, Perum Bulog telah menyerap 300.000 ton gabah setara beras.
“Dalam 5 tahun terakhir penyerapan sebanyak 300.000 ton setara beras merupakan angka tertinggi, rata-rata penyerapan harian sudah belasan ribu ton, semoga kami bisa terus menjaga momentum ini menjelang panen raya di akhir Maret hingga April nanti,” kata Arwakhudin dalam keterangan di Jakarta, Jumat (14/3).
Baca juga: Bulog serap gabah petani hingga 300 ribu ton menjelang panen raya
Baca juga: Perum Bulog siapkan 50 ton beras SPHP untuk operasi pasar di OKU Raya