Pekanbaru (Antarariau.com) - Dinas Kesehatan Provinsi Riau sosialisasikan penggunaan perangkap nyamuk sederhana dari bahan bekas dikalangan masyarakat setempat guna mencegah berkembang biaknya Deman Berdarah Dengue (DBD).
"Sosialisasi ini dalam rangka ulang tahun Ikatan Dokter Indonesia dan hari kesehatan nasional," kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Riau Andra Syafril di Pekanbaru, Jumat.
Menurut Andra Syafril, pengendalian nyamuk Aedes Aegypti penyebab DBD belakangan ini sangat sulit mengingat kondisi cuaca dimana hujan dan panas terjadi secara bergantian mendukung perkembang biakannya,
"Jadi perlu ada terobosan dan dilakukan secara bersama di tengah masyarakat dengan memasang perangkap nyamuk," terang Andra.
Ia menambahkan untuk membuat jebakan nyamuk berupa larvitrap itu hanya dibutuhkan botol plastik bekas minuman mineral ukuran 1,5 liter, lakban, plastik hitam atau kertas, pisau pemotong dan kain berlobang (saringan).
Caranya, ambil botol bekas yang sudah disiapkan, kemudian potong menjadi dua pada sepertiga bagian atas. Bekas potongan botol yang berbentuk seperti corong jangan di buang, tetapi balik posisinya yang mengerucut berada di bekas potongan bagian bawah, namun sebelumnya lobang itu diikat dengan saringan terlebih dahulu, baru kemudian diisi air sekadarnya (tenggelamkan saringan), Dengan cara yang praktis ini, akan mempermudah masyarakat dalam membasmi nyamuk, terutama di daerah perkampungan atau yang tinggal di pedesaan.
Cara ini lebih mudah dan praktis juga tanpa mengeluarkan biaya, kemudian tidak berbahaya karena tidak menggunakan bahan-bahan kimia," ujarnya.
Selain perangkab nyamuk sebut dia, tentunya masyarakat diminta tetap memperhatikan pola hidup sehat dan bersih.
3M plus sangat efektif mengantisipasi berjangkitnya DBD di musim penghujan.
"Musim penghujan sudah tiba dimana nyamuk Aedes Aegypti akan berkembang biak," katanya.
Ia juga menambahkan pihaknya sudah menerbitkan edaran gubernur bagi seluruh kabupaten/kota se- Riau untuk melakukan gotong-royong massal dan serentak guna membersihkan dan memberantas sarang nyamuk.
Menurutnya gerakan 3M plus yang bermakna tiga langkah utama, yaitu satu, menutup tempat penampungan air untuk membatasi nyamuk bertelur.
Dua menguras secara rutin mengganti tempat-tempat air seperti bak mandi, vas bunga, kolam ikan, untuk membatasi nyamuk berkembang biak.
Tiga menimbun atau mengubur kaleng atau wadah-wadah kosong yang menjadi sumber nyamuk tidak menemukan tempat untuk bertelur serta plus dikombinasikan dengan bentuk pencegahan lain seperti memasang kasa dirumah, menggunakan kelambu pada saat tidur, menggunakan obat oles pencegah, menyebarkan bubuk abate pada tempat penampungan air, memelihara ikan pemakan jentik di kolam, dan membersihkan rumah secara berkala.
"Gerakan 3M plus ini harus dilakukan serentak, massal hingga seluruh kelurahan, desa, RT/RW se kabupaten/kota," katanya menambahkan.
Berita Lainnya
Dinas Kesehatan Riau gencarkan gerakan 3 M cegah DBD
29 September 2022 7:24 WIB
Dinkes Riau edukasi masyarakat gerakkan 3M cegah DBD
18 September 2022 21:14 WIB
Pemkot Kediri gencarkan Gerakan Serentak Pemberantasan Nyamuk cegah wabah DBD
07 January 2022 19:20 WIB
Cegah Perkembangan Nyamuk DBD, Dinkes Bengkalis Ancurkan Penggunaan Ovitrap
02 December 2016 23:45 WIB
Cegah Penyebab DBD, Pemprov Riau Galakkan Program Jumantik
18 November 2016 13:50 WIB
Cegah DBD, Pemkab INHU Canangkan Program Jumantik
17 November 2016 23:30 WIB
Cegah DBD, Dinkes Siak Imbau Warga Jaga Kebersihan Lingkungan
18 September 2016 19:16 WIB
Klaim Banjir Sudah Surut, BPBD Riau Optimalkan Fogging Cegah DBD
27 January 2016 19:04 WIB