Pekanbaru, (Antarariau.com) - Kepala Dinas Sosial Pemprov Riau, Syarifuddin AR menilai 49 Eks anggota Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) yang dipulangkan ke Riau bukan merupakan warga asli, melainkan pendatang yang sudah 2-3 tahun berdomisili di daerah berjuluk "Bumi Lancang Kuning" itu.
Ia menilai mayoritas warga tersebut ikut dalam Gafatar di Provinsi Kalimantan Barat karena berbagai macam sebab, mulai dari ketidakpuasan terhadap sistem, ikut-ikutan, kesamaan pemikiran, hingga yang paling banyak karena faktor ekonomi.
"Kondisi sangat alot hingga pagi tadi kami masih berunding dan hampir tak bisa berangkat. Alhamdulillah, mereka mau kita bawa ke Riau karena kita membawa bukti nyata dan rela menunggu mereka untuk pulang. Dari sini kita akan coba memberdayakan dan membina mereka lagi," katanya di Pekanbaru, Senin.
Sebanyak 49 warga Provinsi Riau yang menjadi eks pengikut Gerakan Fajar Nusantara atau Gafatar akan dipulangkan dengan pesawat terbang dari Jakarta ke Kota Pekanbaru pada Senin siang.
Kepala Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpolinmas) Provinsi Riau, Ardi Basuki kepada Antara mengatakan rencana semula akan ada 50 orang eks pengikut Gafatar asal Riau yang akan dipulangkan dari Jakarta siang ini. Menurut dia, jadwal keberangkatan melalui Bandara Soekarno-Hatta adalah pada pukul 13.00 WIB, dan tiba di Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru pada pukul 14.30 WIB.
Para warga eks Gafatar itu tiba melalui gedung tamu khusus (VVIP) Lancang Kuning Bandara Pekanbaru, dimana pemerintah daerah sudah menyiapkan dua bus besar untuk membawa mereka ke penampungan sementara di Rusunawa.
Sementara itu, Majelis Ulama Indonesia Provinsi Riau menyatakan akan memberikan pencerahan tentang agama kepada eks pengikut Gafatar asal Riau. Ketua Komisi Infokom MUI Provinsi Riau, Ibnu Masud, kepada Antara di Pekanbaru, Senin, mengatakan para alim ulama akan melakukan pendekatan persuasif terhadap eks Gafatar tersebut. Ia menyadari pola pikir dan kepercayaan mereka yang sudah melenceng dari ajaran Islam, tak bisa langsung dipaksakan untuk kembali seperti semula dalam waktu singkat.
"Mungkin kami akan coba dengan dialog dulu, karena mereka tak akui MUI juga," kata Ibnu.
Ia memperkirakan eks Gafatar asal Riau selama satu pekan akan mendapat pencerahan dan pembinaan tentang Islam di penampungan sementara. Setelah itu, baru mereka semua dikembalikan kepada keluarga masing-masing.
Ibnu menambahkan, sampai sekarang MUI masih bekerjasama dengan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpolinmas) Riau untuk melakukan pemantauan dan pembinaan eks Gafatar yang sudah kembali ke Riau.
"Selama dipenampungan, mereka akan diberi pencerahan sambil dilakukan pemantauan," ujarnya.
Berita Lainnya
Diperiksa Kasus Panti Asuhan Tunas Bangsa, Ini Keterangan Kadinsos Pekanbaru
01 February 2017 21:20 WIB
Kadinsos Dumai Harapkan Adanya Organisasi Untuk Penyandang Disabilitas
08 December 2016 13:50 WIB
Kadinsos: Riau Harus Menjadi Provinsi Yang Melindugi Anak-anak
23 July 2016 9:15 WIB
Nama Kadinsos Rohul Dicatut Untuk Penipuan Masjid
19 November 2014 18:35 WIB
3 Eks Gafatar Dumai Sudah Pulang dan Berbaur dengan Masyarakat
29 March 2016 19:41 WIB
Dinsos Dumai Keberatan 2 Warganya Eks Gafatar Diberangkatkan ke Pelalawan
19 February 2016 19:31 WIB
6 Eks Gafatar asal Inhu Enggan Pulang, Memilih di Pekanbaru
17 February 2016 12:49 WIB
Tidak Punya KTP, 41 Eks Gafatar Riau Mengaku dari Pekanbaru
12 February 2016 16:18 WIB