Pendapatan Jasa Pengiriman Ekspres Turun 80 Persen

id pendapatan jasa, pengiriman ekspres, turun 80 persen

Pendapatan Jasa Pengiriman Ekspres Turun 80 Persen

Pekanbaru, (Antarariau.com) - Usaha jasa pengiriman ekspres barang dan surat di Pekanbaru, Provinsi Riau mengalami penurunan pendapatan sebesar 80 persen akibat asap yang melanda daerah itu sejak dua bulan terakhir.

"Penurunan pendapatan dan produktivitas sebesar 80 persen usaha jasa pengiriman ekspres dari kondisi normal akibat distribusi barang yang tidak berjalan sesuai jadwal," kata Yana Mulyana, Koordinator Wilayah I Sumatera ASPERINDO di Pekanbaru, Kamis.

Menurut dia, di Riau usaha serupa yang mengalami gangguan akibat asap ini tercatat sebanyak 50 perusahaan yang tergabung di ASPERINDO yang fokus bisnisnya di sektor udara, laut dan darat.

Ia mengatakan, jasa pengiriman melalui penerbangan, sangat mengalami kerugian begitu pula terhadap laut dan darat.

"Jika bencana asap terus berlangsung sampai 30 hari kedepan maka diperkirakan 50 persen pengusaha di sektor jasa pengiriman ekspres ini akan gulung tikar," katanya.

Selain itu, pengiriman via sungai dan laut juga terganggu akibat visibility (jarak pandang) yang terbatas.

Ia menyebutkan pada hari normal, jasa pengiriman barnag yang masuk rata-rata 30-40 ton per hari kini bahkan hanya mencapai 2 ton saja per hari akibat asap.

Parahnya, katanya, ada barang Dinas Kesehatan Provinsi Riau berupa 7 ton masker masih tertahan di Bandara Soekarno Hatta, atau terthan di Cengkareng dan belum bisa berangkat ke Riau karena asap.

"Asap telah menimbulkan kerugian yang sangat besar, bila bencana ini masih terus terjadi masyarakat yang terkena penyakit akibat asap akan terus bertambah karena masker sebagai penekan resiko terpapar asap tidak bisa dimanfaatkan," katanya.

Eksistensi bisnis jasa pengiriman ekspress kini terganggu akibat pendapatan perusahaan yang turun maupun komplain ketidakpuasan dari pelanggan, akibat kegiatan penerbangan ditutup.

Ia berharap, agar pemerintah meningkatkan Instrumen Landing System di bandara SSK II karena banyak sektor ekonomi yang bergantung pada layanan bandara ini.

"Pemerintah diharapkan bisa memfasilitasi pengiriman logistik (yang urgent dan emergency) yang tidak mungkin dilayani oleh penerbangan sipil akibat jarak pandang terbatas itu dan dapat dilayani oleh Pesawat Hercules TNI melalui pemberlakuan prosedur khusus," katanya.