Palembang, (Antarariau.com) - Tinju profesional Tanah Air saat ini mengalami masa kevakuman seiring dengan semakin berkurangnya minat pelaku olahraga untuk menjadi promotor, kata Sekretaris Umum Pengurus Pusat Persatuan Tinju Amatir Indonesia Martinez Dos Santos.
"Tinju profesional bisa dibilang sedang tertidur, jika terus dibiarkan maka bisa jadi menjadi tidur nyenyak. Penyebab utamanya karena tidak ada promotor," kata Martinez yang diwawancarai di sela-sela perhelatan Piala Presiden di Palembang, Selasa.
Ia mengatakan, peran promotor demikian vital dalam olahraga tinju profesional karena dia bertugas mengemas dan mengorbitkan petinju sehingga layak "dijual" sebagai seorang bintang.
Petinju profesional membutuhkan promotor untuk menyambungkan kemampuannya sebagai olahragawan dengan sektor bisnis yang mendatangkan uang.
"Bisa dikatakan, seorang atlet profesional mau latihan sekeras apapun akan percuma saja jika tidak ada promotornya," kata dia.
Menurutnya, sejak 10 tahun terakhir jumlah promotor di Indonesia terus berkurang. Belakangan, hanya satu orang yang tersisa yakni promotor acara tinju di stasiun televisi nasional TVRI.
"Informasi yang saya dengar, malahan acaranya juga distop lantaran keterbatasan anggaran. Padahal, konsepnya sudah bagus sekali dengan menyandingkan dua laga petinju amatir dan dua laga petinju profesional," kata dia.
Ia menambahkan, keterpurukan sektor profesional ini patut menjadi perhatian berbagai pihak, terutama organisasi tinju di Indonesia karena tinju profesional sejatinya muara terbaik bagi petinju setelah berkecimpung lama di amatir.
"Untuk apa banyak organisasi tinju jika tidak bisa menciptakan tinju profesional, artinya harus ada keinginan kuat dari organisasi bagaimana menarik minat kalangan dunia usia untuk mau menjadi promotor. Ini memang tidak mudah karena berkaitan dengan hukum ekonomi," ujar dia.
Meski tidak mudah, menurutnya, tinju profesional Indonesia sebenarnya sangat berpotensi jika digarap dengan serius mengingat olahraga ini cukup populer di masyarakat.
"Indonesia punya Daud Yordan yang saat ini sudah masuk profesional dan cukup baik karirnya. Kemudian, Chris Jhon yang sukses dengan promotor asal Australia. Dari rekam jejak ini, seyogyanya tinju profesional Indonesia cukup menjanjikan peluang bisnis, tapi butuh keseriusan untuk menggarapnya," kata dia.
Sementara pascapensiunnya Chris Jhon, Indonesia praktis hanya memiliki Daud Yordan yang mejajal profesioal.
Saat ini, Daud Yordan menyandang sabuk juara interim (sementara) Asia-Pasifik WBO.
Berita Lainnya
KONI Bengkalis target juara umum tinju di Porprov Kuansing
06 November 2022 18:28 WIB
Kemenpora Kunjungi Pertina Terkait Piala Presiden
19 March 2015 9:04 WIB
Strategi Pertina Riau Untuk PON
27 April 2012 20:22 WIB
Petinju ini meninggal usai cedera di atas ring
26 July 2019 8:04 WIB
Chris John: Tinju Profesional Indonesia Mati Suri
30 April 2015 16:34 WIB
Izin Tak Lengkap Menara Telekomunikasi Disegel Aparat
03 April 2017 15:30 WIB
Jokowi Jenguk Anggota Dewan Pertimbangan Presiden Hasyim Muzadi
15 March 2017 11:05 WIB
Pemko Batu Alokasikan Rp4,3 Miliar Untuk Bantu Ibu Hamil
07 February 2017 10:50 WIB