Pekanbaru, (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Riau masih mencari solusi lahan pengganti masyarakat yang menduduki Taman Nasional Tesso Nilo,Kabupaten Pelalawan dengan melakukan inventarisasi luas lahan dan penduduk bersama satuan tugas penertiban kawasan hutan.
Gubernur RiauAbdul Wahid di Pekanbaru, Jumat, mengatakan solusi itu masih digodok, sedangkanarahan sudah ada dari Satgas Penggunaan Kawasan Hutan (PKH) pusat namun masih dimatangkan untuk mencari solusi terbaik.
"Masih kita inventarisir berapa lahan yang diganti, berapa penduduk di sana dan kriteria lahan seperti apa yang harus diganti. Harus didudukkan sambil menunggu lahan pengganti yang akan jadi solusi yang terbaik," katanya.
Dalam proses ini, dia mengimbau, masyarakat untuk membantu tahap verifikasi dengan cara bersedia didata. Ditargetkan dalam satu atau dua bulan sudah dilakukan perpindahan warga namun tergantung kondisi di lapangan.
"Ini lagi bicara dengan Kementerian Kehutanan juga Dirjen Perkebunan soal lahan pengganti. Termasuk soal pendidikan ada 12 menteri yang membahas ini," ujarnya.
Komandan Satgas Garuda PKHMayjen TNIDody Triwinarto menyampaikan saat ini pihaknya telah melakukan pengembalian fungsi hutan atau reforestasi seluas 7.150 hektare di TNTN. Hal itu, berasal dari lahan sawit kelompok masyarakat, kelompok tani dan perorangan yang menyerahkan secara sukarela ke negara melalui Satgas PKH.
"Sekarang masih berlanjut pendataan itu, data awal yang sudah diverifikasi kurang lebih 5.700 kepala keluarga dan maksimal 7 ribu KK dengan konsesi 80.980 ribu ha, masyarakat dan kebunnya kita cari lahan pengganti dengan mencari solusi terbaik," ujarnya.
Dia mengatakan kawasan hutan sekitar TNTN yang dikelola perusahaan kehutanan menjadi bagian dari solusi lahan pengganti, yakni ada perusahaan hutan tanaman industri yang seharusnya fungsinya untuk hutan keras tetapi digunakan untuk sawit di sekitar TNTN.
"Ini untuk masyarakat khususnya petani yang benar benar punya duadan maksimal limahektare bagaimana mereka tetap bisa hidup, negara hadir untuk menyelesaikan masalah itu," ucapnya.