Pekanbaru (ANTARA) - Upaya peningkatan kualitas kesehatan anak terus menjadi perhatian penting dalam pembangunan kesehatan di Indonesia. Tantangan seperti angka kesakitan balita serta kasus gizi buruk masih ditemukan di berbagai daerah, termasuk di Kabupaten Siak. Untuk menjawab kebutuhan tersebut, diperlukan tenaga kesehatan yang memiliki kapasitas memadai dalam memberikan layanan yang komprehensif, terstandar, dan sesuai pedoman nasional.
Sebagai bagian dari dukungan terhadap pemerintah dalam memperkuat layanan kesehatan masyarakat, PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) melalui Program KAPASITAS yang dilaksanakan bersama Yayasan Dokter Peduli (doctorSHARE) menyelenggarakan Pelatihan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) dan Gizi Buruk bagi tenaga kesehatan Puskesmas. Pelatihan ini berlangsung pada 4–13 November 2025 di Grand Hawaii Hotel, Pekanbaru.
Community Development Department Head RAPP, F. Leohansen Simatupang menjelaskan, kegiatan pelatihan ini merupakan bagian dari komitmen RAPP untuk memastikan tenaga kesehatan di wilayah sekitar perusahaan memiliki kapasitas yang kuat dalam layanan kesehatan ibu dan anak.
“Kami percaya bahwa peningkatan kompetensi tenaga kesehatan akan berdampak langsung pada kualitas pelayanan di Puskesmas dan kesehatan masyarakat secara keseluruhan. Melalui Program KAPASITAS, kami ingin terus mendukung terciptanya pelayanan kesehatan yang lebih responsif, terukur, dan berkelanjutan,” ungkap Leo.
Program ini sejalan dengan komitmen keberlanjutan APRIL2030 yang menekankan kemajuan inklusif melalui peningkatan akses layanan kesehatan, upaya penurunan stunting, serta pemberdayaan masyarakat. Melalui pendekatan tersebut, RAPP berupaya memperkuat layanan dasar di wilayah operasional perusahaan, termasuk di Kabupaten Siak.
Pelaksanaan pelatihan ini menjadi langkah penting dalam meningkatkan kualitas layanan kesehatan anak di Puskesmas. Tenaga kesehatan dibekali pemahaman yang lebih kuat mengenai penanganan kasus balita sakit secara responsif, tepat sasaran, dan sesuai standar nasional. Pembekalan komprehensif ini juga diperlukan mengingat tingginya kebutuhan tenaga kesehatan dalam menangani berbagai kondisi balita di lapangan.
Program KAPASITAS sendiri dirancang untuk mendorong perencanaan kesehatan yang lebih partisipatif dengan melibatkan pemerintah desa, fasilitas kesehatan, dan masyarakat. Pendekatan kolaboratif ini membantu pemangku kepentingan memahami isu yang ada dan menyusun langkah penanganan yang lebih efektif dan berkelanjutan.
dr. Syofyan Rudi selaku fasilitator menyampaikan bahwa peningkatan kapasitas tenaga kesehatan merupakan langkah strategis dalam memperkuat layanan primer. Ia menilai pelatihan ini memberi ruang bagi peserta untuk memahami lebih dalam penerapan standar pelayanan MTBS sesuai kebutuhan wilayah masing-masing.
“Melalui pelatihan ini kami berharap tenaga kesehatan dapat lebih percaya diri dan terampil dalam menangani kasus balita sakit dan gizi buruk, sehingga kualitas pelayanan di Puskesmas dapat semakin meningkat. Pembelajaran yang diberikan juga dirancang agar mudah diaplikasikan di berbagai kondisi lapangan,” ungkap Syofyan.
Pelatihan MTBS dan tata laksana gizi buruk ini berfokus pada peningkatan kemampuan tenaga kesehatan dalam menilai kondisi balita, mendeteksi dini tanda bahaya, serta menerapkan tata laksana sesuai pedoman Kementerian Kesehatan. Materi ini menjadi sangat relevan mengingat Kabupaten Siak masih menghadapi kasus gizi buruk yang membutuhkan intervensi cepat dan tepat.
Pelatihan yang berlangsung secara intensif ini diikuti oleh 25 tenaga kesehatan dari 5 Puskesmas di Kabupaten Siak. Selain teori, peserta juga mendapatkan praktik penilaian balita sakit, simulasi tata laksana, dan teknik penanganan gizi buruk yang membantu meningkatkan keterampilan mereka dalam menghadapi situasi nyata di Puskesmas.
dr. Lia Agustina salah satu peserta kegiatan dari Puskesmas Koto Gasib menilai kegiatan ini memberikan manfaat besar bagi tenaga kesehatan di wilayahnya. Ia menyebut pelatihan ini membantu peserta memahami alur penanganan balita sakit secara lebih sistematis.
“Materi dan praktik yang diberikan sangat membantu kami dalam memperbaiki alur penanganan balita sakit, terutama dalam melakukan asesmen yang tepat dan cepat sesuai pedoman. Kami merasa lebih siap untuk menghadapi berbagai kondisi pasien di pelayanan primer,” jelas Lia.
Melalui inisiatif ini, RAPP menegaskan komitmennya dalam mendukung peningkatan kualitas layanan kesehatan anak serta penguatan kapasitas tenaga medis daerah. Upaya ini turut menguatkan sinergi antara perusahaan dan pemerintah untuk membangun sistem kesehatan yang lebih tangguh dan berkelanjutan di wilayah operasional.
