Warga TNTN bertahan meski batas relokasi mandiri habis, harapkan kejelasan dan solusi

id Taman Nasional Tesso Nilo,Relokasi TNTN,Satgas PKH

Warga TNTN bertahan meski batas relokasi mandiri habis, harapkan kejelasan dan solusi

Ilustrasi penumbangan pohon sawit skala besar pertama di TN Tesso Nilo yang diserahkan oleh Kelompok tani. (ANTARA/HO-Satgas PKH)

Pekanbaru (ANTARA) - Warga yang bermukim di kawasan Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN) tetap bertahan meski batas waktu relokasi mandiri telah berakhir pada 22 Agustus 2025, atau tiga hari lalu.

"Warga masih beraktivitas meski was-was karena waktu relokasi mandiri yang ditetapkan sudah melewati batas," sebut warga setempat sekaligus Juru Bicara Forum Masyarakat Korban Tata Kelola Hutan-Pertanahan Riau Abdul Aziz saat dikonfirmasi, Senin.

Aziz menyebutkan hingga saat ini pihaknya tidak mendapatkan informasi terkait lokasi relokasi. Hal ini menimbulkan pertanyaan bagi warga terdampak.

"Ini yang kita pertanyakan. Mestinya ini dipikirkan dan diprogramkan dulu. Kalau mesti ditindak, seharusnya akan ada surat resmi yang ditandatangani pihak yang bertanggungjawab. Sebab ini terkait manusia," ungkapnya.

Lanjut Aziz, pihaknya telah membuat tiga tipologi masyarakat yang menempati kawasan TNTN, yaitu pertama masyarakat yang sudah menempati wilayah tersebut sebelum TNTN ditetapkan, kedua masyarakat yang tinggal setelah TNTN ditunjuk tapi belum ditetapkan.

Lalu yang ketiga, masyarakat yang datang dan tinggal setelah TNTN ditetapkan atau setelah 2015.

"Yang pertama dan kedua sebenarnya sangat bisa diselesaikan dengan regulasi yang sudah ada, yaitu PP nomor 44 tahun 2004 tentang perencanaan Kehutanan terkait proses penataan batas, yaitu areal masyarakat akan dikeluarkan dari areal TNTN," ucapnya.

Selain itu Aziz menyebutkan bahwa banyak masyarakat yang terganggu mentalnya karena melihat aktivitas militer bersenjata yang tak biasa dilihat di wilayah tersebut.

"Ketakutan seperti itu lumayan dirasakan. Kami mencoba menenangkan mereka bahwa ini Insyaallah akan diselesaikan oleh pemerintah secara arif dan bijaksana. Begitu harapan kita," pungkas Aziz.

Pewarta :
Editor: Afut Syafril Nursyirwan
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.