Pekanbaru (ANTARA) - Rusia secara resmi mengajukan permintaan sidang luar biasa Dewan Gubernur Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) pada Senin (16/6), menyusul serangan Israel terhadap Iran yang berisiko merusak fasilitas nuklir. Permintaan tersebut dikonfirmasi oleh Wakil Tetap Rusia untuk Organisasi Internasional di Wina, Mikhail Ulyanov.
Iran menyebut serangan itu sebagai pelanggaran terhadap berbagai instrumen hukum internasional, termasuk Statuta IAEA dan Perjanjian Non-Proliferasi Senjata Nuklir (NPT). Duta Besar Iran untuk PBB, Amir Saeid Iravani, memperingatkan bahwa kerusakan pada fasilitas nuklir dapat menimbulkan konsekuensi "bencana" regional.
Setidaknya 78 orang dilaporkan tewas dan lebih dari 320 orang terluka akibat serangan udara Israel, yang disebut sebagai pemicu Iran meluncurkan Operasi True Promise 3 sebagai balasan terhadap target-target militer di Israel.
Baca juga: Dunia Waspada Potensi Bencana Nuklir, Iran dan Azerbaijan Klaim Situasi Aman
Baca juga: Iran kecam serangan Israel sebagai pelanggaran Piagam PBB, tuntut respons DK PBB