Pemerintah Israel setujui rencana perluasan permukiman di Dataran Tinggi Golan

id Berita hari ini, berita riau terbaru, berita riau antara,Golan

Pemerintah Israel setujui rencana perluasan permukiman di Dataran Tinggi Golan

Pasukan Israel terlihat di dekat pagar zona penyangga di sisi timur Dataran Tinggi Golan pada 10 Desember 2024. (ANTARA/Xinhua/Chen Junqing)

Yerusalem (ANTARA) - Pemerintah Israel pada Minggu (15/12) menyetujui rencana untuk memperluas permukiman di Dataran Tinggi Golan, wilayah Suriah yang saat ini diduduki oleh Israel, demikian menurut pernyataan dari kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.

Rencana senilai 10,81 juta dolar AS (1 dolar AS = Rp15.939) tersebut, yang disetujui dengan suara bulat oleh kabinet, diloloskan "mengingat perang dan front baru dengan Suriah," kata pernyataan itu.

Menurut pernyataan itu, rencana tersebut bertujuan untuk melipatgandakan populasi Israel di Dataran Tinggi Golan. Rencana itu termasuk mendirikan sebuah desa pelajar, sebuah program pengembangan untuk mengintegrasikan penduduk baru serta inisiatif-inisiatif untuk memperkuat sistem pendidikan dan infrastruktur energi terbarukan.

"Memperkuat Golan berarti memperkuat Negara Israel dan itu sangat penting saat ini. Kita akan terus mempertahankannya (Dataran Tinggi Golan), menjadikannya berkembang, dan menetap di dalamnya," kata Netanyahu di awal rapat kabinet terkait rencana tersebut.

Israel merebut sebagian Dataran Tinggi Golan dalam perang 1967 dan mencaploknya, meski menuai kecaman internasional.

Menyusul jatuhnya pemerintahan mantan Presiden Suriah Bashar al-Assad pada 8 Desember, Israel menguasai zona penyangga yang diawasi oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), sebuah wilayah demiliterisasi yang dibentuk pada 1974 di bawah perjanjian gencatan senjata Israel-Suriah.

Pasukan Israel juga menguasai sebuah pos terdepan milik militer Suriah dan menempatkan pasukannya di puncak Gunung Hermon di Golan. Sementara itu, Israel semakin intensif melancarkan serangan udara terhadap aset-aset militer Suriah di seluruh Suriah, dengan alasan untuk mencegah agar senjata-senjata tersebut "tidak jatuh ke tangan elemen-elemen teroris".

Tindakan militer Israel menuai kecaman dari negara-negara regional dan memicu seruan dari masyarakat internasional agar Israel menghormati kedaulatan Suriah.