Jerusalem, (Antarariau.com) - Satu komite lokal Jerusalem urusan perencanaan dan pembangunan pada Rabu mensahkan pembangunan 172 unit unit rumah baru di permukiman kontroversial Har Homa di Jerusalem Timur, jejaring berita Walla! melaporkan.
Har Homa adalah permukiman Israel di Jerusalem Tenggara, yang dibangun di tanah yang Israel caplok ke Kota Praja Jerusalem setelah Perang Timur Tengah 1967 dan dipandang sebagai permukiman tidak sah oleh masyarakat internasional.
Rata-rata ada sebanyak 25.000 warga yang tinggal di permukiman tersebut.
Permukiman kontroversial itu sangat sensitif karena lokasinya di tanah yang dituntut Palestina agar diterima dalam kesepakatan permanen.
Keputusan untuk membangun rumah tersebut diambil di tengah operasi besar-besaran Israel di Tepi Barat Sungai Jordan untuk menangkap orang yang diduga menculik tiga remaja Yahudi pada Kamis (12/6), demikian laporan Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Rabu malam. Lebih dari 200 anggota HAMAS ditangkap oleh Israel dalam beberapa hari belakangan.
"Pemerintah dan kota praja itu memutuskan untuk menghukum Presiden Palestina Mahmou Abbas dengan mengalokasikan properti untuk dibangun di luar garis perbatasan 1967," kata Pepe Alalu, anggota dewan kota dari partai sayap-kiri Merets, kepada Walla! pada Rabu.
Israel belum lama ini mengumumkan akan membangun sebanyak 3.300 rumah di Tepi Barat dan Jerusalem Timur, setelah pengambilan sumpah pemerintah persatuan nasional Palestina.
Kementerian Perumahan Israel mengumumkan 1.500 unit rumah akan dibangun, dan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu memerintahkan Pemerintah Sipil agar mencairkan rencana pembangunan 1.800 rumah lagi yang telah dibekukan selama beberapa bulan belakangan.