Pekanbaru, (ANTARA) - Pemerintah Kota Pekanbaru Provinsi Riau mengantisipasi kenaikan harga cabai merah khususnya dari Bukittinggi, Sumatera Barat, yang kerap menyebabkan inflasi dengan menggelarpasar murah dan menyiapkan bibit unggul agar bisa ditanam di rumah masing-masing.
Wali Kota Pekanbaru Agung Nugroho mengatakan saat ini harga cabau merah asal Bukittinggi di daerah tersebut bahkan sudah tembus lebih dari Rp100 ribu per kilogram (kg). Padahal tahun lalu pada bulan yang sama harga masih Rp30 ribu per kg.
"Kita sudah lakukan pasar murah hampir setiap Minggu, tapi memang harga cabai tebus angka Rp100 ribu kami harus lakukan lagi subsidi untuk masyarakat sampai stabil harganya dan menjaga inflasi tak lebih tinggi lagi," katanya di Pekanbaru, Senin.
Atas kenaikan harga tersebut inflasi Kota Pekanbaru masuk 10 besar tertinggi di Indonesia baik secara bulanan maupun tahunan. Sedangkan Provinsi Riau menjadi yang tertinggi secara bulanan dan nomor dua secara tahunan.
Untuk itu Wali Kota mengatakan mulai melakukan berbagai pergerakan untuk setiap kelurahan menggelar pasar murah untuk barang sembako yang tinggi. Dirinya juga akan melakukan inspeksi mendadak dulu ke pasar untuk mengetahui kondisinya.
"Kita sidak dulu ke pasar untuk mengetahui kondisinya bagaimana apakah ini dipengaruhi pengepul nanti akan jadi bahan evaluasi. Ini menjadi catatan besar bagi kami pemkot Pekanbaru," katanya.
Selanjutnya Pemkot Pekanbaru juga menggagas agar masyarakat mulai tanaman cabe di rumah masing-masing. Pihaknya akan mencarikan bibit unggul yakni Cabai Merah Bukittinggi melalui dinas pertanian
"Karena masyarakat tetap pilih cabai Bukittinggi walaupun harganya mahal. Melalui dinas pertanian kita anggarkan bibit cabe untuk bisa tanam di lingkungan masing-masing agar punya stok cabai. Kita siapkan bibit yang terbaik, agar sama dengan Cabai Bukittinggi," ujar dia.