Kegiatan sederhana berbasis alam dapat meningkatkan kesehatan mental siswa

id Berita hari ini, berita riau terbaru, berita riau antara, mangrove

Kegiatan sederhana berbasis alam dapat meningkatkan kesehatan mental siswa

Pengunjung berjalan di objek wisata hutan mangrove Desa Matansala, Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah, Kamis (28/12/2023). Objek wisata milik desa tersebut menjadi salah satu tujuan wisata daerah dan keberadaannya menjadi salah satu sumber penghasilan bagi desa dan UMKM sekitar. ANTARA FOTO/Mohamad Hamzah/rwa.

Jakarta (ANTARA) - Hasil penelitian baru yang dilakukan oleh tim riset dari North Carolina State University menunjukkan bahwa kegiatan sederhana berbasis alam dapat meningkatkan kesehatan mental siswa, mengurangi stres, kecemasan, dan depresi di kalangan remaja.

Siaran Medical Daily pada Senin (6/5) waktu setempat menyebutkan bahwa menurut hasil penelitian tersebut, mengikuti sesi pengamatan burung selama 30 menit lima kali setiap pekan bisa meningkatkan kesejahteraan mental dan mengurangi tekanan psikologis di kalangan mahasiswa.

Tim peneliti juga mendapati aktivitas sederhana yang mudah dijalankan itu bisa memberikan kesejahteraan subjektif yang lebih baik dan mengurangi tekanan dibandingkan dengan bentuk-bentuk paparan alam yang lain, seperti berjalan-jalan di alam.

"Ada banyak riset tentang kesejahteraan pada masa pandemi yang menunjukkan bahwa remaja dan mahasiswa yang paling kesulitan. Khususnya pelajar dan mahasiswa, tampaknya itu kelompok yang kesusahan dalam menjangkau alam dan mendapatkan manfaat tersebut," kata Nils Peterson, salah satu penulis hasil studi dari North Carolina State University.

"Pengamatan burung adalah salah satu cara yang paling umum dilakukan manusia untuk berinteraksi dengan satwa liar..., dan kampus menyediakan tempat untuk mengakses aktivitas tersebut bahkan di lingkungan perkotaan," katanya.

Dalam risetnya, para peneliti melibatkan 112 peserta siswa yang dibagi dalam tiga kelompok: kelompok kontrol, kelompok jalan-jalan di alam, dan kelompok mengamati burung yang ditugasi mengikuti lima sesi mengamati burung selama 30 menit.

Mereka kemudian dievaluasi menggunakan survei WHO-5, alat dengan lima pertanyaan untuk menilai kesejahteraan pada skala nol hingga lima berdasarkan perasaan selama dua minggu terakhir.

Meskipun semua kelompok menunjukkan peningkatan skor WHO-5, kelompok pengamat burung yang memulai dengan skor lebih rendah berakhir mendapatkan skor lebih tinggi dibandingkan kelompok lainnya.

Dengan menggunakan daftar pertanyaan serupa untuk mengukur tekanan, para peneliti juga mendapati kegiatan yang bersentuhan dengan alam, khususnya pengamatan burung dan jalan-jalan di alam, dapat memicu penurunan tekanan psikologis.

Hasil penelitian itu mendukung gagasan bahwa mengamati burung membantu meningkatkan kesehatan mental dan membuka banyak jalan untuk penelitian di masa depan, termasuk studi untuk mengetahui mengapa mengamati burung membantu orang merasa lebih baik.

Baca juga: Muhammadiyah tanam 1.000 bibit mangrove, cegah abrasi di pantai selatan Jawa

Baca juga: PLN jalankan program rehabilitasi mangrove pada 20 hektare lahan di NTT