Jakarta (ANTARA) - Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Suahasil Nazara memastikan bahwa kondisi fundamental ekonomi Indonesia saat ini masih kuat untuk menahan laju pelemahan rupiah yang terjadi selama dua hari pasca-libur panjang Lebaran 2024.
"Fundamental ekonomi kita baik. Namun sebelum dan selama libur Lebaran itu benar-benar terjadi beberapa perubahan di dunia internasional," kata Suahasil saat konferensi pers di Jakarta, Kamis.
Selama libur Lebaran di Indonesia, kata Suahasil, inflasi Amerika Serikat (AS) diumumkan dan angkanya lebih tinggi dari ekspektasi pasar dan para analis.
Proyeksi penurunan suku bunga acuan Bank Sentral AS atau The Fed pun menjadi semakin mundur atau higher for longer, sehingga mendorong penguatan indeks dolar AS.
Kemudian, pelemahan rupiah juga dibayangi oleh konflik geopolitik yang memanas antara Iran dan Israel pada Sabtu (13/4).
"Setelah libur Lebaran dibuka di Selasa (16/4), kemudian terjadi beberapa perubahan. Kita melihat bahwa dalam dua hari ini telah mereda, tentu kita berharap tidak terjadi eskalasi konflik di global," kata Suahasil.
Dia menegaskan bahwa pemerintah akan terus mengamati dan mencermati perkembangan situasi global. Suahasil juga menekankan pentingnya menjaga volatilitas nilai tukar rupiah.
Oleh sebab itu, Suahasil memastikan bahwa Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Bank Indonesia (BI), Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) yang tergabung dalam Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) terus memantau kondisi ekonomi dan melihat titik-titik yang memastikan stabilitas sistem keuangan nasional.
"Kami juga melihat seluruh lembaga perbankan, lembaga keuangan non-bank, asuransi, dan yang lainnya masih tetap berjalan dengan sangat baik dan kami lanjutkan pemantauan atas stabilitas tersebut bersama tentu bersama Kemenko Perekonomian," kata Suahasil.
Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS melemah dalam beberapa hari terakhir dan telah menyentuh Rp16.000 per dolar AS. Pelemahan rupiah terjadi karena beberapa faktor, termasuk faktor eksternal seperti tensi geopolitik global hingga data-data indikator ekonomi AS yang terlihat masih solid.
Pada awal perdagangan Selasa (16/4) atau hari kerja pertama setelah libur panjang Lebaran, kurs rupiah dibuka merosot 240 poin atau 1,51 persen menjadi Rp16.088 per dolar AS dari penutupan perdagangan sebelumnya pada 5 April 2024 sebesar Rp15.848 per dolar AS.
Kemudian pada Kamis sore, kurs rupiah ditutup menguat 41 poin atau 0,25 persen menjadi Rp16.179 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp16.220 per dolar AS.
Baca juga: Wamenkeu Suahasil sebut konsumsi masyarakat kunci ekonomi 2024 tumbuh 5,2 persen
Baca juga: Wamenkeu Suahasil Nazara bakal pantau kinerja ekspor
Berita Lainnya
BPS catat harga gabah dan beras pada November mengalami penurunan
02 December 2024 16:27 WIB
BPBD catat ketinggian banjir rob sempat 40 centimeter pada Senin pagi
02 December 2024 16:18 WIB
BRK Syariah sabet penghargaan sebagai pionir digitalisasi pemerintah daerah
02 December 2024 16:15 WIB
Airlangga sebut inflasi dan pertumbuhan ekonomi landasan UMP 6,5 persen
02 December 2024 14:14 WIB
Pasukan Israel tak berhenti serang Lebanon selatan meski ada gencatan senjata
02 December 2024 13:34 WIB
Dietisien: Tempe merupakan produk nabati yang baik untuk jantung
02 December 2024 13:23 WIB
Kemenag tunggu undangan DPR soal pembahasan biaya penyelenggaraan haji
02 December 2024 12:47 WIB
Badan Gizi Nasional tinjau dapur penyedia makan bergizi di lanud
02 December 2024 12:34 WIB