Jakarta (ANTARA) - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Kamis (1/6) menyuarakan kekhawatiran mengenai perlambatan pengiriman biji-bijian, di bawah Inisiatif Biji-Bijian Laut Hitam (Black Sea Grain Initiative), yang selama ini memungkinkan ekspor biji-bijian Ukraina dan produk pertanian lainnya dari Laut Hitam.
"Kami khawatir dengan perlambatan yang terus terjadi dalam implementasi Inisiatif Biji-Bijian Laut Hitam yang terpantau terutama pada April dan Mei," kata Stephane Dujarric, Juru Bicara Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres.
Pada Mei, sebanyak 33 kapal diberangkatkan dari pelabuhan-pelabuhan Ukraina, hanya separuh dari angka yang tercatat pada April. Dari jumlah tersebut, hanya tiga kapal yang bertolak dari pelabuhan Pivdennyi di Yuzhny, Provinsi Odessa, salah satu dari tiga pelabuhan Ukraina yang tercakup dalam inisiatif itu.
Volume ekspor pada Mei sebesar 1,3 juta metrik ton biji-bijian dan bahan makanan lainnya, kurang dari separuh angka yang tercatat pada bulan sebelumnya, tutur Dujarric. Rusia telah menginformasikan keputusannya untuk membatasi pendaftaran kapal di pelabuhan Pivdennyi selama amonia Rusia tidak diekspor.
Sejak 24 Mei, jumlah tim inspeksi di Pusat Koordinasi Gabungan telah dikurangi dari tiga menjadi dua. Pendaftaran kapal yang dibatasi serta berkurangnya tim inspeksi turut berkontribusi pada penurunan tingkat inspeksi harian rata-rata menjadi tiga, kata juru bicara itu.
Dia menambahkan bahwa Sekretariat PBB telah mengajukan sejumlah saran praktis kepada semua pihak terkait di tingkat strategis maupun operasional, dan badan dunia itu akan melanjutkan keterlibatannya yang intens dengan para pihak demi memungkinkan dimulainya kembali operasi dan pelanjutan Inisiatif Biji-Bijian Laut Hitam secara penuh.
"Secara khusus, kami mengupayakan komitmen untuk akses kapal tanpa syarat ke ketiga pelabuhan yang tercakup dalam inisiatif, peningkatan jumlah inspeksi yang dapat diselesaikan per hari, dan pendaftaran kapal yang dapat diprediksi guna menghindari penundaan kapal yang tidak semestinya, ekspor pupuk, termasuk amonia, serta dioperasikannya kembali jalur pipa amonia Togliatti-Odessa," urai Dujarric.
Inisiatif Biji-Bijian Laut Hitam ditandatangani secara terpisah oleh Rusia dan Ukraina di Istanbul bersama Turkiye dan PBB pada Juli 2022. Ekspor amonia Rusia juga dicantumkan dalam inisiatif tersebut.
Inisiatif yang awalnya berlaku selama 120 hari itu diperpanjang pada pertengahan November 2022 selama 120 hari berikutnya, hingga 18 Maret 2023. Setelah itu, Rusia hanya setuju untuk memperpanjang kesepakatan tersebut selama 60 hari, hingga 18 Mei 2023. Namun pada 17 Mei, Rusia setuju untuk memperpanjang kesepakatan itu selama 60 hari lagi.
Sebagai kesepakatan paralel, Rusia dan PBB menandatangani nota kesepahaman (MoU) tentang fasilitasi ekspor pangan dan pupuk Rusia. Namun, hanya sedikit kemajuan yang telah dicapai pada bagian kesepakatan tersebut.
Baca juga: Pembicaraan perpanjangan kesepakatan ekspor biji-bijian Laut Hitam berlanjut
Baca juga: Sejumlah pejabat PBB dan Rusia bahas kesepakatan biji-bijian
Berita Lainnya
WALHI dorong pemerintah untuk optimalkan upaya pengurangan sampah
14 November 2024 17:02 WIB
BKSDA catat masih ada 120 ekor gajah Sumatera yang hidup di TNBT Jambi
14 November 2024 16:48 WIB
Italia harapkan agar hubungan dagang lebih baik dengan Indonesia
14 November 2024 16:07 WIB
Madrasah akan ikuti kebijakan Kemendikdasmen soal mata pelajaran AI dan Coding
14 November 2024 16:01 WIB
Rusia akan respons penempatan pangkalan pertahanan Amerika Serikat di Polandia
14 November 2024 15:54 WIB
Pengamat nilai timnas Indonesia perlu kerja keras untuk imbangi Jepang
14 November 2024 15:46 WIB
Ahli BRIN imbau warga di pesisir waspadai banjir rob imbas fenomena "Supermoon"
14 November 2024 15:08 WIB
Bawaslu sebut tidak temukan dugaan pelanggaran pemilu di Kepulauan Seribu
14 November 2024 14:59 WIB