New York (ANTARA) - Bursa saham Wall Street di Amerika Serikat (AS) naik lebih dari satu persen pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB), dan Nasdaq membukukan kenaikan persentase kuartalan terbesar sejak Juni 2020, karena tanda-tanda pendinginan inflasi mendorong harapan Federal Reserve akan segera mengakhiri kenaikan suku bunga yang agresif.
Indeks Dow Jones Industrial Average melonjak 415,12 poin atau 1,26 persen, menjadi menetap di 33.274,15 poin. Indeks S&P 500 bertambah 58,48 poin atau 1,44 persen, menjadi berakhir di 4.109,31 poin. Indeks Komposit Nasdaq terangkat 208,44 poin atau 1,74 persen, menjadi ditutup pada 12.221,91 poin.
Semua 11 sektor utama S&P 500 berakhir di zona hijau, dengan sektor konsumer nonprimer dan real estat masing-masing terkerek 2,62 persen dan 2,18 persen, memimpin keuntungan.
Untuk minggu ini, Dow naik 3,2 persen, S&P naik 3,5 persen dan Komposit Nasdaq naik 3,4 persen. Sementara itu, untuk Maret, Dow menguat 1,9 persen, S&P 500 terangkat 3,5 persen dan Nasdaq melonjak 6,7 persen.
Untuk kuartal Maret, Nasdaq melambung 16,8 persen dalam persentase kenaikan kuartalan terbesar sejak tiga bulan yang berakhir Juni 2020. S&P 500 melonjak 7,0 persen dan Dow naik 0,4 persen,
Pasar mendapat dorongan karena pengukur inflasi yang disukai Federal Reserve naik sedikit lebih rendah dari yang diperkirakan pada Februari.
Indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) AS naik 0,3 persen bulan lalu, sejalan dengan konsensus, untuk kenaikan 5 persen tahun-ke-tahun, Departemen Perdagangan melaporkan Jumat (31/3/2023).
Inflasi PCE inti, yang tidak termasuk makanan dan energi, naik 0,3 persen, sedikit di bawah konsensus 0,4 persen, untuk kenaikan 4,6 persen tahun ke tahun.
"Inflasi PCE Februari menunjukkan peningkatan yang menggembirakan setelah lonjakan Januari, tetapi masih terlalu tinggi," kata Chris Low, kepala ekonom di FHN Financial, dalam sebuah catatan pada Jumat (31/3/2023).
"Masih diperlukan lebih banyak waktu sebelum pasar mendapatkan kejelasan tentang bagaimana The Fed akan menyeimbangkan ketegangan perbankan dengan misinya melawan inflasi," tambahnya.
Di tempat lain, indeks sentimen konsumen yang dirilis Jumat (31/3/2023) oleh Survei Konsumen Universitas Michigan turun menjadi 62 pada Maret dari 67 pada Februari.
"Pasar ekuitas tampaknya senang dengan sedikit penurunan inflasi, sebagaimana mestinya. Ini menggarisbawahi bahwa kampanye Fed, pada kenyataannya bekerja, meskipun lambat," kata Quincy Krosby, kepala strategi global di LPL Financial di Charlotte, Carolina Utara.
Baca juga: Saham Asia dibuka menguat karena ketakutan krisis perbankan telah mereda
Baca juga: Saham Asia melonjak, dolar AS jatuh karena Fed isyaratkan jeda suku bunga
Berita Lainnya
Lemkapi minta seluruh kapolda bantu Kementan untuk capai swasembada pangan
27 April 2024 16:32 WIB
Nicholas Saputra mengaku belajar banyak dari serial "Secret Ingredient"
27 April 2024 16:03 WIB
LPAI serukan pemerintah blokir gim daring yang mengandung unsur kekerasan
27 April 2024 15:50 WIB
Ganda putri Lanny/Ribka gandakan keunggulan Indonesia atas Hong Kong
27 April 2024 15:40 WIB
Oppo A60 hadir dengan Snapdragon 680 dan kamera utama 50 MP
27 April 2024 15:33 WIB
Tim SAR perluas pencarian penumpang yang jatuh dari KMP Reinna
27 April 2024 15:27 WIB
Anies Baswedan hormati langkah PKB dan NasDem gabung koalisi Prabowo-Gibran
27 April 2024 15:14 WIB
Houthi akui anggotanya serang kapal tanker Inggris dan tembak jatuh drone AS
27 April 2024 15:07 WIB