Hong Kong (ANTARA) - Saham Asia menguat pada awal perdagangan Selasa, mengikuti kenaikan imbal hasil obligasi AS karena kesepakatan yang didukung regulator AS oleh First Citizens BancShares untuk membeli Silicon Valley Bank yang gagal meredakan kekhawatiran yang lebih luas tentang masalah di sektor ini.
Indeks MSCI dari saham Asia-Pasifik di luar Jepang terkerek 0,3 persen pada pagi hari waktu Hong Kong. Indeks saham berjangka AS, e-mini S&P 500 bertambah 0,21 persen.
Saham Australia melonjak lebih dari satu persen karena saham-saham terkait lithium dan komoditas menguat tajam setelah perusahaan eksplorasi logam baterai Liontown Resources menolak tawaran pembelian senilai 3,7 miliar dolar AS dari Albemarle Corp.
Regulator perbankan AS terkemuka mengatakan pada Senin (27/3/2023) bahwa mereka berencana memberi tahu Kongres bahwa sistem keuangan secara keseluruhan tetap kokoh setelah kegagalan bank baru-baru ini, tetapi akan meninjau kebijakan mereka secara komprehensif dalam upaya untuk mencegah keruntuhan di masa depan.
Namun, kekhawatiran belum sepenuhnya hilang karena Gubernur Federal Reserve Philip Jefferson mengatakan pada Senin (27/3/2023) bahwa tekanan di antara bank-bank kecil dapat memukul usaha kecil paling keras.
Dolar merosot ke 130,76 yen dari tertinggi akhir di New York di 131,75 dan 131,54 pada awal Asia.
"Putaran ketidakpastian yang kami lihat ini, kemungkinan akan berlanjut untuk beberapa waktu lagi," kata Manishi Raychaudhuri, kepala penelitian ekuitas Asia-Pasifik di BNP Paribas. "Kami belum melihat akhirnya." Dia memperkirakan volatilitas lanjutan untuk pasar global ke depan setidaknya untuk satu atau dua kuartal.
Selain kekhawatiran tentang penularan yang disebabkan oleh kesengsaraan perbankan pasar negara maju, pasar juga telah terdesak oleh pergeseran liar dalam ekspektasi tentang apa yang mungkin dilakukan bank sentral di Amerika Serikat dan Eropa selanjutnya, kata Raychaudhuri.
"Pada suatu hari, pasar memperkirakan mungkin kenaikan suku bunga 25 basis poin atau mungkin 50 basis poin. Hanya dalam hitungan satu atau dua hari, pandangan itu diubah menjadi penurunan suku bunga 50 basis poin pada paruh kedua tahun ini," kata dia.
Pada Senin (27/3/2023), S&P 500 berakhir sedikit lebih tinggi karena kesepakatan untuk aset Silicon Valley Bank membantu meningkatkan saham bank, sementara saham terkait teknologi turun di tengah aksi ambil untung setelah kuartal yang kuat.
Imbal hasil obligasi pemerintah AS naik di tengah optimisme bahwa tekanan di sektor perbankan dapat diatasi dan karena Departemen Keuangan melihat permintaan yang lemah untuk penjualan surat utanga dua tahun.
Imbal hasil acuan obligasi 10-tahun naik menjadi 3,5317 persen, dari penutupan AS di 3,528 persen pada Senin (27/3/2023). Imbal hasil juga naik dari level terendah enam bulan di 3,285 persen yang dicapai pada Jumat (24/3/2023), tetapi tetap di bawah level tertinggi dalam 15 tahun di 4,338 persen dari 21 Oktober.
Imbal hasil dua tahun naik menjadi 3,957 persen, terangkat dari level terendah enam bulan di 3,555 persen pada Jumat (24/3/2023) tetapi di bawah level tertinggi hampir 16 tahun di 5,084 persen yang dicapai pada 8 Maret.
Di sisi lain, harga minyak naik lebih dari tiga dolar AS pada Senin (27/3/2023) karena penghentian beberapa ekspor dari wilayah Kurdistan Irak menambah kekhawatiran tentang pasokan minyak, sementara akuisisi perbankan AS meredakan kekhawatiran bahwa gejolak keuangan dapat merugikan ekonomi dan mengurangi permintaan bahan bakar.
Pada Selasa pagi waktu Hong Kong, minyak mentah berjangka Brent dan minyak mentah West Texas Intermediate AS keduanya melayang di sekitar level penutupan Senin (27/3/2023)
Baca juga: Saham Asia melonjak, dolar AS jatuh karena Fed isyaratkan jeda suku bunga
Baca juga: Saham BNI naik 36,67 persen selama 2022