Jakarta (ANTARA) - PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) sedang mempersiapkan pengerjaan track laying (instalasi rel) untuk mempercepat penyelesaian proyek kereta cepat Jakarta-Bandung.
Presiden Direktur PT KCIC Dwiyana Slamet Riyadi dalam pernyataan di Jakarta, Senin, mengatakan persiapan alat pemasangan rel sudah dilakukan untuk pengerjaan ini.
"Satu unit diesel locomotive sudah dilakukan tes dan bisa beroperasi dengan baik. Lalu ada empat unit diesel locomotive lainnya, 76 flat car dan 16 hopper car yang akan menunjang proses track laying," katanya.
Dwiyana menambahkan bahwa progres pengerjaan track laying tidak hanya terlihat pada kesiapan peralatan instalasi karena seluruh equipment untuk kebutuhan track laying seperti slab track, ballast dan pengelasan rel pun sudah hampir rampung.
Sebelumnya, sebanyak total 24.606 bantalan rel beton (slab track) dari total 30.117 pcs yang dibutuhkan untuk proyek kereta cepat sudah selesai diproduksi.
Bantalan rel beton yang dibuat ini merupakan salah satu hasil dari transfer teknologi yang terjadi selama proses pembangunan proyek kereta cepat dari kontraktor asal China pada kontraktor Indonesia.
Kontraktor Sinohydro telah memproduksi bantalan rel sambil melakukan transfer teknologi pada kontraktor lokal yaitu WIKA Beton. Dari total 30.117 pcs bantalan rel beton, sebanyak 15.331 pcs diproduksi oleh Sinohydro dan sudah selesai diproduksi. Sisanya sebanyak 14.786 pcs diproduksi WIKA Beton.
Hingga saat ini, WIKA Beton sudah menyelesaikan 9.275 pcs slab track. Ditargetkan seluruh slab track selesai dibuat pada Mei 2022. Pemasangan slab track di berbagai titik juga dilakukan seperti di DK 32 dan tunnel 1.
Saat ini, rangkaian rel yang saat ini sedang dalam proses welding di fasilitas welding factory Depo Tegalluar, sudah mencapai 217,5 kilometer atau 67 persen dari target.
Degan demikian, Depo Tegalluar telah berhasil menyambungkan 872 batang rel yang masing-masing memiliki panjang 500 meter. Dengan progres ini, kebutuhan rel kereta cepat yang tersisa tinggal 296 batang rel dengan panjang 500 meter.
Terkait lintasan kereta cepat berjenis ballast, Dwiyana mengatakan pihaknya memiliki dua ballast factory dengan kapasitas hingga 20.000 m3 per bulan di Sumedang dan Cianjur. Hingga saat ini, produksi ballast di kedua pabrik ini sudah mencapai 300.000 m3 lebih.
"Kami optimistis dengan kapasitas produksi yang besar, pemasangan bantalan untuk track berjenis ballast akan lancar jadi pengerjaan track laying dapat berjalan cepat tanpa hambatan," tegasnya.
Dwiyana menegaskan berbagai persiapan yang dilakukan untuk proses track laying atau pemasangan lajur rel proyek kereta cepat ini sebagai bentuk percepatan pembangunan yang dilakukan.
Ia memastikan pihaknya bersama konsorsium kontraktor melakukan upaya semaksimal mungkin untuk mewujudkan target uji coba dan operasional.
"Hingga saat ini kami terus berusaha melakukan yang terbaik agar proyek kereta cepat ini dapat secepatnya memasuki tahapan uji coba dan beroperasi sesuai dengan target yang sudah ditetapkan," katanya.
Berita Lainnya
Menag akan batasi perjalanan dinas seluruh jajarannya
15 November 2024 17:12 WIB
PLN dorong mahasiswa perguruan tinggi di Riau berinovasi kembangkan teknologi kendaraan listrik
15 November 2024 16:49 WIB
Rasa autentik rempah khas Indonesia di Vientiane, Laos
15 November 2024 16:15 WIB
Presiden Prabowo sampaikan tekad Indonesia lakukan hilirisasi sumber daya
15 November 2024 15:25 WIB
Reses DPD RI ke Riau, harapkan BRK Syariah terus berkontribusi bagi masyarakat
15 November 2024 14:58 WIB
Erupsi Gunung Lewotobi, 29.323 penumpang di Soetta batal terbang
15 November 2024 14:42 WIB
PPN 12 persen, ekonom minta pemerintah agar buat kebijakan pro daya beli
15 November 2024 14:16 WIB
Dekranasda Riau gelar lomba motif tenun dan batik khas Riau, ini pesan Zuliana Rahman Hadi
15 November 2024 14:10 WIB