Jakarta (ANTARA) - Pakar kesehatan sekarang ini mencegah masyarakat menggunakan masker kain jika mereka ingin tetap terlindungi dari COVID-19 khususnya varian Omicron.
"Kami mendorong masyarakat untuk beralih dari masker kain ke masker bedah. Kami tahu lebih banyak tentang virus ini sekarang daripada tahun lalu," kata Dr. David Ottenbaker dari SSM Health kepada Channel3000.com seperti dikutip dari Medical Daily, Rabu.
Bagi Ottenbaker dan banyak ilmuwan serta pakar medis lainnya, ada lebih dari cukup data untuk membuktikan masker kain tidak lagi berguna dalam hal memberikan perlindungan terhadap jenis SARS-CoV-2 yang lebih baru, terutama varian omicron.
Baca juga: Satgas TNI Yonif 711 bagikan masker untuk warga perbatasan RI-PNG
Inilah sebabnya para pakar kesehatan mendorong masyarakat untuk beralih dan memilih masker bedah atau respirator daripada masker kain.
Profesor teknik sipil dan lingkungan di Virginia Tech, Dr Lindsey Marr menjelaskan kepada CBS Boston, masker kain memang memberikan tingkat perlindungan tertentu terhadap jenis virus sebelumnya tetapi tidak cocok untuk varian omicron.
"Masker kain sekitar 50 persen efektif, dan tampaknya tidak cukup untuk Omicron," kata dia.
"Kami memiliki masker khusus yang disebut respirator, seperti N95 yang menawarkan perlindungan yang jauh lebih besar. Mereka mampu memblokir 95 persen partikel yang keluar dari mulut Anda atau yang Anda hirup," sambung dia.
Baca juga: Forkompimda Wonosobo bagikan 250.000 masker gratis dalam peringati Hari Ibu ke-93
Marr juga menyarankan respirator lain yang dapat digunakan masyarakat seperti masker KN95 dan KF94.
Ketiga jenis respirator tersebut dapat mencegah penularan COVID-19 karena dapat menyaring partikel, seperti varian omicron. Tetapi Marr juga mengingatkan pentingnya kesesuaian respirator dalam memastikan perlindungan terbaik dari Omicron.
"Yang Anda butuhkan adalah respirator dengan segel yang baik, terutama di sekitar hidung, tidak ada celah di sisi pipi atau dagu Anda," ujar Marr.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) menyatakan, ketika persediaan tersedia maka orang harus memilih respirator daripada masker kain.
Hal ini terutama ketika mereka berada di tempat dan area berisiko tinggi, atau jika mereka berisiko lebih tinggi terkena penyakit dan menderita penyakit parah karena kondisi medis yang mendasarinya.
CDC juga menyatakan, respirator N95 berlabel khusus bedah harus diprioritaskan untuk petugas kesehatan karena mereka memiliki peluang lebih tinggi untuk terpapar virus corona di tempat kerja mereka.
Baca juga: BNPB bantu stok masker, agar warga Dumai tetap disiplin prokes
Berita Lainnya
Mensos-Menko Pemberdayaan Masyarakat percepat nol kemiskinan ekstrem di Indonesia
18 December 2024 17:19 WIB
Kemenag berhasil raih anugerah keterbukaan informasi publik
18 December 2024 17:00 WIB
Dokter menekankan pentingnya untuk mewaspadai sakit kepala hebat
18 December 2024 16:37 WIB
Indonesia Masters 2025 jadi panggung turnamen terakhir The Daddies
18 December 2024 16:28 WIB
Menko Pangan: Eselon I Kemenko Pangan harus fokus pada percepatan swasembada pangan
18 December 2024 16:13 WIB
ASEAN, GCC berupaya perkuat hubungan kerja sama kedua kawasan
18 December 2024 15:57 WIB
Pramono Anung terbuka bagi parpol KIM Plus gabung tim transisi pemerintahan
18 December 2024 15:51 WIB
Pertamina berencana akan olah minyak goreng bekas jadi bahan bakar pesawat
18 December 2024 15:12 WIB