WWF Rekan Jejak Ratusan Beruang Madu Riau

id wwf rekan, jejak ratusan, beruang madu riau

Pekanbaru, (antarariau.com) - Organisasi Konservasi Lingkungan Global (WWF) berhasil merekam jejak ratusan beruang madu di berbagai kawasan hutan alam di Provinsi Riau, khususnya Riau bagian selatan.

"Sepanjang sepuluh tahun terakhir, atau sejak tahun 2005, kami berhasil merekam jejak keberadaan ratusan beruang madu di kawasan hutan alam Riau selatan," kata Humas WWF Wilayah Riau Syamsidar di Pekanbaru, Sabtu.

Kebanyakan, kata dia, beruang-beruang madu itu terdeteksi berkeliaran di Tessonilo Bukittigapuluh dan Rimbang Baling serta sejumlah kawasan hutan alam lainnya di Riau bagian selatan.

Sejauh ini, demikian Syamsidar, pihaknya memang belum mengetahui secara pasti berapa jumlah beruang madu yang menghuni kawasan hutan Riau selatan.

Karena, kata dia, WWF memang tidak fokus pada hewan yang memiliki daya jelajah berskala kecil seperti beruang dan tapir.

Menurut dia, di kawasan hutan Riau juga masih banyak terdapat tapir. "Karena manera pemantau yang kami pasang kerap merekam jejak-jejak tapir," katanya.

Khusus untuk beruang madu, menurut dia, di Riau masih cukup banyak dan terjaga kelestariannya mengingat daya jelajah hewan satu ini yang tidak terlalu panjang.

Secara otomatis, kata dia, dengan sisa hutan alam yang ada, beruang masih dapat hidup dan berkembang meski tidak begitu signifikan.

"Terjaganya habitat beruang madu di Riau juga dapat dilihat dengan masih cukup banyaknya hewan-hewan berdaya jelajah jauh seperti gajah dan harimau di Riau," katanya.

Sebelumnya pada pekan pertama Februari 2013, sempat dikabarkan seekor beruang madu terjebak jerat yang diperuntukkan bagi landak di Desa Tanjung Sari, Kecamatan Kuala Cenaku, Indragiri Hulu, Riau.

Pemuka masyarakat di daerah itu mengatakan, beruang tersebut cukup besar dan diperkirakan induk beruang. Beruang tersebut terperangkap di kebun salah seorang warga.

Ketika itu, akibat terperangkapnya beruang tersebut, warga yang sebagian besar berprofesi sebagai petani tidak bisa beraktivitas karena ada seekor beruang lainnya yang menunggui beruang yang terkena jerat landak tersebut. Padahal awalnya, lanjut Tohbasir, warga ingin melepaskan beruang tersebut dari jerat itu.