Petani karet di Kuansing selamat dari terkaman beruang dengan pura-pura pingsan

id Beruang madu di riau,Warga diterkam beruang

Petani karet di Kuansing selamat dari terkaman beruang dengan pura-pura pingsan

Foto arsip. Beruang Madu dievakuasi tiba di BB KSDA Riau.(ANTARA/HO-BB KSDA Riau)

Pekanbaru (ANTARA) - AbdulMutolib warga Desa Teratak Baru, Kecamatan Kuantan Hilir, Kabupaten Kuantan Singingi, selamat dari amukan seekor beruang madu (Helarctos malayanus), Jumat (24/6), setelah ia berpura-pura pingsan.

Beruang itu pun berhenti menyerang karena menduga korbannya sudah meninggal dunia.

Plt Kepala BBKSDA Riau Fifin Arfiana Jogasara, Selasa, menjelaskan berdasarkan keterangan saat itu sekitar pukul 10.00 WIB Abdul sedang menyadap karet di kebun yang jaraknya sekitar 3 kilometer dari rumahnya. Saat ingin mengumpulkan hasil sadapan karet, tiba-tiba seekor beruang madu menyerangnya dari belakang.

Abdul melihat satwa tersebut mempunyai tanda berwarna putih di bagian dada. Akibat serangan tersebut, ia langsung tersungkur. Sedangkan beruang masih menggigit lengan kirinya. Ia berusaha melepaskan cengkraman satwa tersebut, namun tak bisa lepas.

"Setelah yang bersangkutan berpura-pura pingsan dan tidak bergerak barulah si beruang melepaskan gigitan dan cakarannya," sebut Fifin.

Setelah terlepas, korban segera berlari dan meminta pertolongan kepada orang orang yang berada di sekitar kebun. Korban segera dibawa ke rumah sakit untuk perawatan lukanya.

"Kondisi tangan korban mengalami patah tulang dan luka di lengan bagian kiri," katanya.

Lokasi konflik antara manusia dan satwa tersebut berada di areal hutan produksi dan berbatasan dengan konsesi PT RAPP serta merupakan habitat satwa liar sekitar Taman Nasional Tesso Nilo.

Pihaknya tidak menemukan bekas darah maupun cakaran beruang di batang pohon karet di lokasi tersebut. Namun tim BBKSDA Riau mendapatkan informasi dari Kepala Desa bahwa di areal tersebut masih banyak satwa beruang madu.

"Kepala Desa meminta kepada tim kami untuk mengambil upaya lebih lanjut. Sebab sudah banyak masyarakat yang menjadi korban. Dalam waktu dua tahun tercatat sudah lima orang diserang beruang," terang Fifin.

Dari kejadian itu, diharapkan masyarakat waspada dan tidak sendirian saat beraktivitas di kebun. "Namun jangan pula anarkis kepada beruang sebab merupakan salah satu satwa yang dilindungi," pungkasnya.