Kinerja sektor perhotelan perlu didongkrak dengan hadirkan berbagai inovasi saat pandemi

id Berita hari ini, berita riau terbaru, berita riau antara,pandemi

Kinerja sektor perhotelan perlu didongkrak dengan hadirkan berbagai inovasi saat pandemi

Ilustrasi penerapan Prokes di lingkungan hotel di Makassar. (ANTARA/HO-PHRI Sulsel.)

Jakarta (ANTARA) - Kinerja sektor perhotelan yang terpukul selama masa pandemi COVID-19 perlu didongkrak dengan menghadirkan berbagai inovasi yang bisa membuat hotel tetap dapat digunakan selama masa pandemi ini seperti, program hybrid meeting atau rapat hibrida.

"Beberapa hotel sudah mulai memfasilitasi hybrid meeting," kata Senior Associate Director Research Colliers Indonesia Ferry Salanto dalam paparan properti daring di Jakarta, Rabu.

Baca juga: Langgar prokes, warga Bengkalis didenda Rp100 ribu

Ferry Salanto memaparkan, konsep rapat hibrida itu adalah salah satu kegiatan pertemuan yang digelar di hotel, tetapi peserta bisa hadir di hotel atau hadir secara daring.

Dengan demikian, lanjutnya, maka sebenarnya hotel juga tidak memerlukan ruangan yang luas karena sebagian peserta juga tetap berada di luar bangunan fisik hotel.

Apalagi, ia juga mengingatkan bahwa peningkatan penyebaran COVID-19 menyebabkan pemerintah harus kembali menarik rem darurat, yang akan mempengaruhi mobilitas warga sehingga berpotensi menurunkan tingkat hunian hotel.

Ferry juga mengusulkan beberapa hal yang perlu dioptimalkan pengelola hotel antara lain bekerja sama dengan pemerintah sebagai repatriasi hotel (karantina WNI yang baru pulang dari luar negeri), hotel isolasi, atau mengoptimalkan divisi lainnya seperti katering menu spesial hotel berbintang.

Sebagaimana diwartakan, masyarakat lebih tertarik untuk mengunjungi tempat-tempat wisata, hotel dan juga restoran yang sudah memiliki sertifikat CHSE atau protokol kesehatan berbasis pada Cleanliness (Kebersihan), Health (Kesehatan), Safety (Keamanan), dan Environment Sustainability (Kelestarian Lingkungan).

Ketua Umum Pengusaha Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Hariyadi Sukamdani mengatakan sertifikat ini sangat mempengaruhi penjualan hotel. Kini hal tersebut menjadi pertimbangan pertama untuk memilih hotel dan destinasi wisata.

"Iya pasti. Orang untuk merasa lebih yakin, itu pengaruh banget, pengaruhnya besar," kata Hariyadi kepada Antara pada Rabu (30/6).

"Contohnya di Medan, yang ramai malah hotel bintang lima padahal lebih mahal, tapi mereka lebih percaya kalau mereka akan menerapkan CHSE dengan benar," lanjutnya.

Baca juga: HUT Bhayangkara, Polres Dumai bhakti sosial dan penyuluhan prokes

Baca juga: Tokoh agama imbau umat agar taati prokes dan patuhi kebijakan pemerintah