Chile beri lampu hijau untuk lakukan uji klinis vaksin COVID AstraZeneca

id Berita hari ini, berita riau terbaru, berita riau antara,vaksin

Chile beri lampu hijau untuk lakukan uji klinis vaksin COVID AstraZeneca

Dokumentasi - Presiden Chile Sebastian Pinera (tengah) dan Usain Bolt (kanan) melakukan gaya khas Bolt saat mantan pelari cepat itu berkunjung ke istana pemerintahan di Santiago, Chile, Senin (1/4/2019). (ANTARA FOTO/REUTERS/Rodrigo Garrido /djo)

Jakarta (ANTARA) - Presiden Chile Sebastian Pinera pada Rabu (4/11) mengatakan regulator kesehatan negara tersebut memberikan lampu hijau bagi uji klinis vaksin COVID-19 buatan AstraZeneca.

Pinera menuturkan uji klinis AstraZeneca akan menyusul uji klinis Johnson & Johnson Amerika yang sudah berjalan, juga Sinovac China, yang dosis vaksin pertamanya tiba di Chile pada Rabu.

Baca juga: Argentina berharap akan dapat 10 juta dosis vaksin Sputnik Rusia

Menurut presiden, Chile telah bekerja "selama berbulan-bulan" untuk memastikan negaranya mendapat vaksin COVID secara cukup dan tepat waktu.

Ia juga berharap vaksin mulai disuntikkan pada kalangan masyarakat yang rentan "dalam beberapa bulan pertama tahun depan."

"Kita semua tahu bahwa vaksin yang aman, efektif dan tersedia untuk semua orang yang membutuhkan akan menjadi kontribusi besar dalam perang melawan virus corona," katanya.

Pinera mengatakan Chile telah meneken kontrak pembelian 10 juta dosis vaksin yang sedang dikembangkan oleh Pfizer dan BioNTech SE Jerman. Chile juga sedang merundingkan kontrak serupa dengan AstraZeneca, Johnson & Johnson, dan Sinovac.

Pemerintah Chile sebelumnya mengatakan telah mengamankan 14,4 juta dosis vaksin AstraZeneca dan memasukkan klausul ke dalam kontraknya untuk uji klinis Sinovac terkait pembelian prefensial 20 juta dosis. Juru bicara kementerian kesehatan tidak mengomentari perubahan nyata dalam kontrak tersebut.

Pinera mengatakan Chile "beberapa pekan lalu" juga mendaftar untuk dapat mengakses 7,6 juta dosis vaksin melalui COVAX, program yang dipimpin oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk pembelian dan penyaluran vaksin secara merata.

AstraZeneca, yang sedang mengembangkan vaksin COVID-19 buatannya bersama Universitas Oxford, menghentikan uji klinis di Amerika Serika pada 6 September setelah ada laporan bahwa salah satu partisipan dalam uji klinis di Inggris mengalami penyakit saraf yang serius, yang diyakini sebagai mielitis transversa. Pengujian di AS kemudian dilanjutkan pada 23 Oktober.

Uji klinis Sinovac dan Janssen di Chile mengantongi izin dari regulator kesehatan pada 30 September.

Baca juga: China klaim hasil uji klinis vaksin COVID-19 dinyatakan aman bagi manusia

Baca juga: Moderna akan laporkan data uji akhir vaksin COVID-19 pada November


Sumber: Reuters

Penerjemah: Asri Mayang Sari