Pekanbaru, (ANTARARIAU News) - Sejumlah warga di beberapa desa, Kecamatan Kampar Kiri Hulu, Kabupaten Kampar, Riau, kembali dihantui keresahan mengingat hujan berintensitas sedang hingga deras kembali mengguyur wilayah rawan banjir itu.
"Air bah atau banjir bandang yang melanda sebagian wilayah Kampar Kiri Hulu pada Jumat (25/11) lalu, sebelumnya didahului oleh hujan deras, seperti saat ini," kata seorang warga Desa Aur Kuning, Juliandra, Sabtu (26/11) tadi malam.
Desa Aur Kuning merupakan kawasan terparah (dari sebelas desa) akibat terjangan 'air bah', karena belasan rumah warga di desa ini amblas dihanyutkan banjir, berikut sejumlah fasilitas umum.
Banjir bandang Kampar itu sendiri diketahui telah mengakibatkan seorang anak berusia enam tahun tewas tenggelam, satu lagi, yakni pamannya, hingga kini belum ditemukan.
"Makanya, kami takut kalau banjir ini kembali datang dan merendam lebih banyak lagi rumah yang berada di daerah rawan," Juliandra.
Sementara itu, seorang pemuka masyarakat Desa Aur Kuning, Darmansyah, mengatakan, banjir bandang yang menerpa wilayahnya merupakan paling besar sejak lima tahun terakhir.
"Sebelumnya banjir serupa juga telah terjadi pada tahun 2006, di mana banyak rumah yang tersapu air bah. Namun waktu itu, tidak ada korban jiwa seperti yang terjadi sekarang," ungkapnya.
Sejauh ini, menurutnya, sejumlah warga masih terus dihantui ketakutan banjir bandang akan kembali datang, mengingat itensitas hujan yang cukup tinggi.
"Sudah sejak satu bulan terakhir, hampir setiap hari di Kampar Kiri selalu hujan. Hujan yang berturut-turut ini dapat menyulut banjir besar seperti yang terjadi Jumat subuh kemarin," ujarnya.
Secara terpisah, Kepala Desa Batu Sanggan, Darun, yang juga kawasannya merupakan daratan rentan terkena banjir bandang, mengatakan, bulan November ini merupakan puncak turunnya hujan.
"Untuk itu, saya mengimbau kepada warga setempat agar warpada banjir bandang yang bisa sewaktu-waktu datang kembali," tuturnya.
Dari penelusuran ANTARA, diperkuat dengan pernyataan sejumlah warga, menyebutkan, sejumlah desa di Kecamatan Kampar Kiri Hulu, khususnya yang dilintasi oleh anak sungai Kampar, merupakan daerah rawan banjir bandang.
Banjir terbesar di daerah ini dikabarkan sempat terjadi di tahun 1978. Ketika itu ribuan rumah sempat terendam dengan ketinggian air yang rata-rata mencapai atap rumah.
Bahkan seratusan rumah sempat dikabarkan tersapu oleh banjir yang datang dengan kecepatan arus mencapai diatas 100 kilometer per jam.
