Jakarta (ANTARA) - Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah III Denpasar memetakan lima wilayah di Bali masuk status Awas Kekeringan karena sudah tidak ada hujan minimal 61 hari berturut-turut.
"Sudah lebih dari 61 hari tidak ada turun hujan,” kata Koordinator Bidang Data dan Informasi BMKG Wilayah III Denpasar I Nyoman Gede Wiryajaya di Denpasar, Bali, Senin.
Lima wilayah di Bali yang masuk status Awas Kekeringan itu yakni mayoritas di Kabupaten Buleleng meliputi Kecamatan Gerokgak, Buleleng, Sawan, dan Kubutambahan. Sedangkan satu kecamatan berada di Kabupaten Karangasem yakni Kecamatan Kubu.
Ada pun Kecamatan Kubu menjadi kecamatan di Bali yang jumlah hari tidak ada hujan paling lama yakni mencapai 90 hari.
Meski status Awas Kekeringan, BMKG memperkirakan kemungkinan masih dapat terjadi hujan namun dengan curah hujan minim yakni kurang dari 20 milimeter per 10 hari.
Sedangkan tujuh wilayah di Bali masuk status Siaga Kekeringan yakni Kecamatan Kintamani, Karangasem, Kuta, Kuta Utara, Kuta Selatan, Nusa Penida, dan Denpasar. Ada pun jumlah hari tanpa hujan mencapai minimal selama 31 hari dengan kemungkinan masih dapat terjadi hujan mencapai kurang dari 20 milimeter per 10 hari.
Sementara itu ada lima wilayah yang masuk status Waspada Kekeringan yakni Kecamatan Melaya di Kabupaten Jembrana dan sisanya di Kabupaten Buleleng yakni Kecamatan Seririt, Busungbiu, Banjar dan Tejakula.
Untuk status waspada itu, jumlah hari tanpa hujan minimal mencapai 21 hari dengan peluang kemungkinan terjadi hujan kurang dari 20 milimeter per 10 hari.
Pihaknya meminta masyarakat mewaspadai status kekeringan itu, karena berpotensi memicu kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
Sebelumnya BBMKG Denpasar memperkirakan puncak musim kemarau di Bali terjadi pada Juli-Agustus 2023 yang dipengaruhi fenomena El Nino.
Berdasarkan analisis BMKG apabila mencapai angka lebih dari 1 merupakan intensitas moderat dan akan semakin kering. Kondisi El Nino diperkirakan mencapai 1,01 pada periode Juni, Juli, Agustus (JJA) 2023, kemudian meningkat lagi pada periode Juli, Agustus, dan September 2023 (JAS), serta Agustus September Oktober (ASO) mencapai 1,10.
Kemudian berangsur menurun hingga November, Desember, danJanuari (NDJ) mencapai 0,92.
Baca juga: Sekitar 602 hektare lahan tanaman padi di Cilacap terdampak kekeringan
Baca juga: BMKG sampaikan peringatan dini ancaman bencana kekeringan di NTT
Berita Lainnya
Lemkapi minta seluruh kapolda bantu Kementan untuk capai swasembada pangan
27 April 2024 16:32 WIB
Nicholas Saputra mengaku belajar banyak dari serial "Secret Ingredient"
27 April 2024 16:03 WIB
LPAI serukan pemerintah blokir gim daring yang mengandung unsur kekerasan
27 April 2024 15:50 WIB
Ganda putri Lanny/Ribka gandakan keunggulan Indonesia atas Hong Kong
27 April 2024 15:40 WIB
Oppo A60 hadir dengan Snapdragon 680 dan kamera utama 50 MP
27 April 2024 15:33 WIB
Tim SAR perluas pencarian penumpang yang jatuh dari KMP Reinna
27 April 2024 15:27 WIB
Anies Baswedan hormati langkah PKB dan NasDem gabung koalisi Prabowo-Gibran
27 April 2024 15:14 WIB
Houthi akui anggotanya serang kapal tanker Inggris dan tembak jatuh drone AS
27 April 2024 15:07 WIB