Pekanbaru, 11/9 (ANTARA) - Sebanyak 19 ribu ton beras impor yang didatangkan dari Vietnam saat ini dikabarkan tengah menumpuk di gudang penyimpanan Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) Kota Dumai, Provinsi Riau.
Kepala Bulog Dumai, Marwansyah, melalui telepon kepada ANTARA Minggu mengatakan, beras impor tersebut hanya akan disimpan sementara untuk kemudian dikirim ke sejumlah wilayah yang ada di Provinsi Riau dan Kepulau Riau (Kepri).
"Beberapa daerah yang akan menerima penyaluran beras yang sebagian besarnya adalah untuk memenuhi kebutuhan beras bagi orang miskin ini yakni Kabupaten Rokan Hilir, Indragiri Hilir dan Pekanbaru,"katanya.
Menurut Marwansyah, kedatangan beras asal Vietnam ini merupakan yyang pertama di September 2011, setelah pada bulan sebelumnya juga ssempat masuk namun telah dibagi ke sejumlah wilayah atau gudang-gudang di Riau dan Kepri.
"Beras ini masuk sekitar tiga hari lalu dengan diangkut kapal. Aaktivitas bongkar muat dilakukan di dermaga tempat biasa beras Bulog ddibongkar," ujarnya.
Secara terpisah, Kepala Gudang Bulog Dumai, Rosmadi menguraikan, bberas tersebut sebelumnya diangkut oleh dua buah kapal, dimana mmasing-masing mengangkut sebanyak 6.600 ton dan 6.000 ton dengan jjumlah total sebanyak 12.600 ton.
"Jumlah keseluruhannya beras saat ini yang tertumpuk di gudang DDumai ada sekitar 19 ribuan ton," kata Rosmaldi.
Saat ini penumpukan beras kata Rosmaldi dilakukan di lima gudang tterpisah yang ada di Kota Dumai dengan kapasitas yang padat.
"Sebenarnya daya tampung gudang di Dumai totalnya 17 ribu ton. namun akibat kedatangan beras secara bersamaan dan tidak memungkinkan untuk di kirim ke sejumlah wilayah pekan ini, beras terpaksa di muat-muatkan," ujarnya.
Sementara sejumlah gudang yang ada di Riau, kata dia, memiliki daya tampung yang beragam atau tidak sama. Seperti di Pekanbaru yang terdapat dua gudang, kata dia, masing-masing berkapasitas 11 ribu ton dan 1.000 ton.
Sementara untuk Kabupaten Kampar satu gudang berkapasitas 1.000 ton, Rokan Hulu dua gudang masing-masing juga 1.000 ton dan 500 ton.
"Keragaman kapasitas gudang juga terjadi di sejumlah gudang yang ada di Kepulau Riau. Akibatnya, distribusi yang dilakukan terkadang menemukan kendala transportasi," kata Rosmadi.