Pekanbaru (ANTARA) - Seekor gajah sumatera berkelamin betina mati di konsesi hutan tanaman industri PT Arara Abadi di Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau.
"Kita sangat prihatin dan bersedih dengan ditemukannya gajah yang tewas ini, karena bagi perusahaan hewan gajah ini harus dilindungi," kata Humas PT Arara Abadi-Sinar Mas Forestry, Nurul Huda, di Pekanbaru, Jumat.
Ia mengatakan selama ini perusahaan tidak ada berkonflik dengan satwa dilindungi tersebut. "Malahan sesuai aturan kita, tetap harus memantau dan menjaga keberadaan gajah jika berada di konsesi kita".
Ia menjelaskan kronologi kasus tersebut bermula sekitar pukul 09.30 WIB tim Distrik Arara Abadi mendapat info via telepon dari masyarakat Desa Melibur, yang mengatakan bahwa ada gajah mati di sekitar areal perusahaan. Setelah mendapat info tersebut, tim distrik dan Tim Forest Sustainable perusahaan langsung bergerak pada pukul 09.45 WIB untuk menemui masyarakat dan mengajak warga yang memberi informasi untuk cek lapangan bersama-bersama.
Lokasi bangkai gajah sumatera (Elephasmaximus sumatranus) tersebut ditemukan di kilometer 48, dengan koordinat N 01°05`51.3`` E 101° 26`22.6`` Desa Koto Pait Beringin, Kecamatan Talang Muandau, Kabupaten Bengkalis.
Ia mengatakan ketika sekitar pukul 10.30 WIB tim distrik dan masyarakat tiba di dekat lokasi gajah mati, rombongan gajah yang lain masih berkeliaran di sekitarnya.
"Sehingga tim tidak bisa lebih mendekat untuk melihat kondisi gajah saat itu," katanya.
Setelah memastikan benar didapati ada gajah mati, ia mengatakan tim perusahaan langsung menginformasikan kepada pimpinan dan melaporkan ke Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau untuk dilakukan penangan selanjutnya.
"Pemantauan masih berlangsung sampai pukul 12.50 WIB, karena tim distrik tidak berani mendekat sampai pihak yang berwenang dalam hal ini bapak-bapak dari BBKSDA tiba," katanya.
Nurul menambahkan, perusahaan berjanji akan membantu proses yang akan dilakukan oleh pihak-pihak yang berwenang termasuk BBKSDA.
"Kita juga siapkan alat berat jika diperlukan untuk penguburan gajah, dan juga jika dibutuhkan dalam hal proses otopsi oleh BBKSDA dalam pengiriman sampel ke laboratorium nantinya," katanya.
Baca juga: Anak gajah diselamatkan dari jerat di hutan tanaman industri di Riau, begini kronologisnya
Baca juga: Gajah betina sakit di Kebun Binatang Medan akhirnya mati
Baca juga: Gajah sumatera di TWA Buluh Cina bunting untuk pertama kali, ini penyebabnya
Berita Lainnya
Keberlanjutan program konservasi gajah Sumatera, Hutama Karya siapkan 7000 bibit pohon pakan alami
28 November 2024 15:03 WIB
BKSDA catat masih ada 120 ekor gajah Sumatera yang hidup di TNBT Jambi
14 November 2024 16:48 WIB
Gajah sumatera lahir di TWA Buluh Cina
05 November 2024 16:35 WIB
Sengarun, gajah tertua yang tangani puluhan konflik di Riau
28 June 2024 15:21 WIB
Kabar gembira, anak gajah Sumatera lahir di Bengkalis
08 April 2024 20:47 WIB
Polisi periksa eksternal dan internal TNTN terkait matinya gajah Rahman
25 March 2024 22:59 WIB
Warga Pangkalan Kuras diserang gajah liar yang masuk kebun
24 March 2024 20:26 WIB
Dua bulan berlalu, polisi masih selidiki kematian gajah Rahman dengan periksa 12 saksi
18 March 2024 19:25 WIB