Gajah liar serang warga di Pekanbaru, seorang bocah luka berat di kepala

id Konflik gajah dan manusia,Gajah sumatera

Gajah liar serang warga di Pekanbaru, seorang bocah luka berat di kepala

Anak perempuan di Pekanbaru yang terkena serangan gajah liar (ANTARA/dok)

Pekanbaru (ANTARA) - Seorang anak perempuan bernama Citra (8) mengalami luka berat di bagian kepala akibat diserang gajah liar di Kelurahan Rantau Panjang, Kecamatan Rumbai Barat, Kota Pekanbaru, Kamis sekitar pukul 04.30 WIB.

Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau, Supartono mengatakan peristiwa itu terjadi saat keluarga korban berusaha menyelamatkan diri setelah seekor gajah liar muncul tepat di depan pintu rumah mereka.

“Berdasarkan keterangan ayah korban, Sardo Purba, gajah berada di depan rumah saat ia membuka pintu. Saat keluarganya mencoba melarikan diri melalui pintu belakang, mereka dikejar oleh gajah lain yang keluar dari kebun sawit di samping rumah. Anak korban terjatuh dan diserang hingga mengalami luka di bagian kepala,” ujar Supartono.

Dijelaskannya, berdasarkan laporan di lapangan, terdapat empat ekor gajah liar yang terlihat di sekitar permukiman warga.

Gajah-gajah tersebut diduga berasal dari kelompok yang termasuk dalam kantong gajah Petapahan.

Tim mitigasi konflik satwa liar dari Seksi Wilayah III BBKSDA Riau telah dikerahkan ke lokasi untuk melakukan pengecekan lapangan dan berkoordinasi dengan pihak kepolisian, pemerintah setempat, serta masyarakat guna mencegah kejadian serupa.

“Korban sudah dilarikan ke rumah sakit untuk mendapat perawatan intensif. Kami mengimbau masyarakat agar tidak melakukan tindakan agresif atau provokatif terhadap gajah liar, serta segera melapor jika melihat keberadaan satwa liar di sekitar permukiman,” kata Supartono.

Menurutnya, wilayah kejadian memang merupakan jalur pergerakan gajah liar berdasarkan data monitoring BBKSDA Riau.

"Laporan terakhir posisi gajah saat ini sudah berada di Tahura Minas yang berjarak 500-700 meter dari lokasi kejadian" tambahnya.

Pewarta :
Editor: Afut Syafril Nursyirwan
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.