Pekanbaru (ANTARA) - Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau memasang alat pelacak Global Positioning System (GPS) Collar pada seekor gajah liar betina dewasa di kantong Tesso Tenggara, Kabupaten Pelalawan, Kamis (6/11).
Kepala BBKSDA Riau Supartono di Pekanbaru, Senin, menjelaskan gajah yang dipasangi GPS Collar berusia sekitar 40 tahun dengan berat badan 3.320 kilogram, dan merupakan individu dominan yang kerap diikuti kawanan gajah lainnya.
"Proses pemasangan GPS Collar itu juga melibatkan dua ekor gajah jinak dari Pusat Latihan Gajah (PLG) Minas untuk membantu pengendalian di lapangan," terangnya.
Berdasarkan data BBKSDA Riau, saat ini terdapat sekitar 30 individu gajah liar yang hidup di kantong Tesso Tenggara.
Supartono menjelaskan, penggunaan teknologi GPS Collar bertujuan membangun sistem peringatan dini guna memantau pergerakan gajah dan meminimalkan potensi interaksi negatif antara satwa liar dan manusia.
Data pergerakan yang diperoleh nantinya akan digunakan sebagai dasar dalam pengambilan kebijakan konservasi gajah Sumatera.
“Dengan terpasangnya GPS Collar ini, diharapkan pola pergerakan gajah dapat diketahui lebih dini sehingga penanganannya bisa dilakukan lebih cepat," sebut Supartono.
Lanjutnya, kegiatan ini dilakukan secara kolaboratif dengan Balai Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN), Yayasan TNTN, dan para pihak di tingkat tapak.
“Pemasangan GPS Collar pada gajah liar bukan pekerjaan mudah. Kegiatan ini memerlukan persiapan matang, peralatan lengkap, koordinasi tim, serta perhitungan lapangan yang presisi untuk menjamin keselamatan gajah dan tim,” tambahnya.
