Siak (ANTARA) - Bangunan Tangsi Belanda di Kecamatan Mempura, Kabupaten Siak, telah selesai
dilakukan revitalisasi oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dengan melibatkan Tim Arkeolog dan Tim Ahli Cagar Budaya setelah dikaji dengan menggunakan metode teknologi mutakhir untuk mengetahui struktur asli bangunan.
Kepala Dinas PU Tata Ruang, dan Pemukiman Siak, Irving Kahar di Siak, Senin mengatakan sejarahnya, Kompleks Tangsi Belanda berfungsi sebagai zona perlindungan dan pertahanan bagi tentara belanda di masa lalu. Dalam kompleks terdapat berbagai enam unit bangunan yang membentuk formasi melingkar sehingga terdapat halaman di dalam dengan beragam fungsi seperti sebagai penjara, asrama, kantor, gudang senjata, dan logistik.
"Pembangunannya diperkirakan pada abad ke-18 dan sezaman dengan masa berlangsungnya Kesultanan Siak. terutama setelah ditandatanganinya Traktat Siak pada masa Sultan Siak ke-9, Sultan Asy-Syaidis Syarif Ismail Abdul Jalil Jalaluddin yang memerintah tahun 1827-1864," katanya.
Bangunan I yang berada di sebelah timur merupakan bangunan 2 lantai, berukuran panjang 18 meter dan lebar 9,6 meter. Lantai bawah terdiri dari bangunan sayap utara yang berfungsi sebagai ruang jaga, kantor dan ruang tahanan.
Pada bangunan sayap selatan terdapat empat ruangan yang dahulu pernah dipergunakan sebagai kamar mayat dan rumah sakit. Sementara dua unit bangunan yang berada di belakang (bangunan II dan III), merupakan bangunan dua lantai yang sama bentuknya.
"Lantai bawah dahulu pernah difungsikan sebagai kantor, dan lantai atas diperuntukkan sebagai asrama dan tempat tinggal tentara Belanda," ujarnya.
Di sebelah ujung selatan halaman dalam terdapat sisa-sisa bangunan (bangunan IV). Di sebelah utara bangunan utama terdapat bangunan bekas gudang senjata (bangunan V) berukuran 6,7 x 6 meter. Pada ujung barat halaman, juga terdapat sisa bangunan toilet dan kamar mandi berukuran 6 meter persegi yang terdiri dari tiga ruangan.
Hal yang sangat unik dan khas dari Tangsi Belanda kata dia adalah ketika melihat struktur pondasi bangunan tangsi, yang berbentuk setengah lingkaran dengan peletakan tiga sendi. Teknologi arsitektural pada pondasi tangsi ternyata sangat mendekati bangunan kolonial di negara asalnya di Eropa.
“Asumsi kita struktur pondasi seperti ini diaplikasikan pada kondisi air tanah yang tinggi dan pada struktur tanah gambut. Bentuk pondasi yang sempat diasumsikan masyarakat sebagai terowongan rahasia ini menjadi salah satu keistimewaan situs cagar budaya Tangsi Belanda," kata Irving.
Keunikan lain kata Irving, ada pada tata letak bangunan menghadap sungai dan menerapkan konsep "waterfront city". Ini memungkinkan Belanda pada waktu itu mengintai kapal yang masuk dari muara Sungai Siak.
Pada Tahun 2018 lalu Kementerian PUPR melaksanakan proyek revitalisasi senilai Rp5,2 Miliar pada Gedung A dan Gedung F, yang berada paling depan dan belakang kompleks tangsi. Sedangkan untuk lanskapnya dibiayai Pemerintah Kabupaten Siak senilai Rp2 miliar lebih.
Baca juga: Revitalisasi Tangsi Belanda Siak tuntas, nuansa kolonial dan "sunset" memanjakan mata
Baca juga: Terinspirasi Orchardz Road Singapura, Inilah Pedestrian Muzzafarsyah Siak
Baca juga: Soal ahli waris dan wasiat Istana Siak, ini kata bupati
Berita Lainnya
Tangsi Belanda Siak, dari bangunan tua menjadi tempat wisata
21 August 2024 18:06 WIB
Revitalisasi Tangsi Belanda Siak tuntas, nuansa kolonial dan "sunset" memanjakan mata
23 December 2019 11:34 WIB
3 SPAM, 2 RTH, dan Tangsi Belanda resmi diserahterimakan ke Pemkab Siak
01 November 2019 21:05 WIB
Tangsi Sisa Peninggalan Jaman Belanda Di Siak Akan Direstorasi
17 September 2017 21:10 WIB
Rusak Parah, Tangsi Belanda Di Siak Perlu Direstorasi
18 July 2017 15:10 WIB
Kondisi Situs Sejarah "Tangsi Belanda" Memprihatinkan
27 April 2017 21:05 WIB
Menarik dan terjangkau, Dispar Siak luncurkan paket wisata tematik
15 October 2024 14:39 WIB
Bangunan bermasalah, Taman Burung Jauhari Siak kusam dan sepi pengunjung
02 October 2024 21:10 WIB