Begini cara sederhana menyuling air gambut hingga jernih

id Mahasiswa, Universitas Riau,menyuling air

Begini cara sederhana menyuling air gambut hingga jernih

Perbandingan air gambut setelah proses penjernihan. (Foto Antaranews/Anggi Romadhoni)

Pekanbaru (ANTARA) - Mahasiswa Universitas Riau yang sedang melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (Kukerta) di Kabupaten Kepulauan Meranti, Provinsi Riau, memiliki cara unik dalam menyuling air gambut menjadi jernih.

Ryan Renaldi kepada Antara di Pekanbaru, Rabu, mengatakan untuk menyuling air gambut yang bewarna kemerahan dan lebih mirip seperti teh itu sangat mungkin dilakukan.

"Dan alat sederhana ini sangat berguna untuk kebutuhan rumah tangga khususnya untuk kegiatan mandi cuci dan kakus (MCK)," ujarnya.

Kegiatan penjernihan air dilakukan mahasiswa Universitas Riau di lokasi Kukerta mereka di Desa Mantiasa, Kecamatan Tebing Tinggi Barat, Meranti.

Chairul MT selaku dosen pembimbing mahasiswa yang melaksanakan Kukerta di pesisir Riau itu mengatakan teknologi tepat guna ini menggunakan barang bekas yang mudah ditemukan.

Mulai dari kaleng ember cat bekas dan pipa paralon. Sedangkan dalam proses penjernihan menggunakan busa aquarium, kerikil, pasir, dan arang serta melakukan campuran lainnya dengan menambahkan tawas dan kapur yang berguna untuk mengurangi zat warna dan menetralkan PH.

"Penjernihan air ini menggunakan bahan kimia sehingga tidak boleh terlalu berlebihan dalam karena akan berdampak negatif bagi kesehatan tubuh," ujarnya.

Secara rinci, dia menjelaskan upaya penjernihan air dimulai dari mengambil air sekira 20 liter yang kemudian dicampur empat gram kapur serta satu sendok makan tawas. Campuran dalam ember cat bekas itu kemudian diaduk cepat untuk selanjutnya diendapkan selama dua jam.

Langkah berikutnya adalah memasukkan ke dalam pipa yang telah diisi dengan Kerikil, pasir, arang, serta kerikil kembali dan lapisan paling bawah busa akuarium.

Dari uji coba yang sudah dilakukan, air gambut yang awalnya berwarna teh pekat merubah menjadi lebih jernih dan netral dengan PH 7.

Mahasiswa memberikan sosialisasi tersebut kepada masyarakat yang selama ini mengeluhkan warna pakaian yang kerap berubah saat dicuci menggunakan air gambut.