Pekanbaru (ANTARA) - Bank Indonesia (BI) memperkirakan inflasi Provinsi Riau triwulan III-2019 berada pada kisaran 2,60 hingga 3,00 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
“Perkiraan tersebut lebih tinggi jika dibandingkan perkiraan inflasi triwulan II 2019 namun lebih rendahdibandingkan realisasi inflasi triwulan III dalam lima tahun terakhir,” kata Kepala Perwakilan BI Provinsi Riau, Decymus di Pekanbaru, Kamis.
Ia mengatakan secara keseluruhan tahun ini tingkat inflasi Riau diperkirakan berkisar 2,40-2,80 persen secara dibandingkan tahun lalu atau year on year (yoy). Angka perkiraan itu, lanjutnya, berada dalam target inflasi nasoinal yang sebesar 3,5 persen plus minus 1 (yoy), dan sedikit lebih tinggi dibandingkan keseluruhan tahun 2018.
Decymus menjelaskan, meningkatnya tekanan inflasi diperkirakan bersumber dari komoditas yang harganya dipengaruhi atau ditetapkan oleh kebijakan pemerintah seiring terbukanya peluang kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), kenaikan tarif pelayanan jasa navigasi penerbangan dan penerapan tarif bagasi untuk seluruh maskapai kategori pelayanan standar minimum (no frills).
Selain itu sumber tekanan inflasi juga diperkirakan berasal dari komoditas bahan pangan akibat masih tingginya ketergantungan Riau terhadap pasokan dari luar daerah. Komoditas yang dimaksud antara lain beras dengan pasokan kebutuhan dari luar RIau sekitar 69,4 persen dari konsumsi, daging ayam ras (81,7 persen), cabai merah (24,8 persen), bawang merah (91,5 persen), daging sapi (79,3 persen), bawang putih (100 persen).
“Ketergantungan terhadap komoditas tersebut tentunya sangat rentan terhadap gejolak harga,” katanya.
Hal ini dibuktikan dengan kenaikan harga bahan pangan, khususnya cabai keriting, yang mengakibatkan lonjakan tingkat inflasi Riau pada Juni 2019.
"Inflasi Juni ini betul-betul mengagetkan karena Riau biasanya inflasi hanya nol koma sekian persen, itu selalu dibahas saat rapat bersama Pemprov, tapi ini tiba-tiba jadi 1,20 persen, karena lompatan harga cabai," ujarnya.
Ia mengatakan pihaknya Ksegera menggelar pertemuan antara dua daerah utama pemasok bahan pangan daerah tersebut, yaitu Sumatra Barat dan Sumatra Utara. Upaya itu dilakukan karena inflasi daerah itu pada Juni lalu meroket tajam ke posisi 1,20 persen, atau mencapai 2,13 persen secara tahun berjalan atau Januari-Juni.
Harga cabai merah atau cabai keriting di sejumlah pasar tradisional Pekanbaru khususnya dari Bukittinggi, Sumatera Barat, mencapai Rp75 ribu hingga Rp80 ribu perkilogram.
Baca juga: Cabai keriting di Pekanbaru bertengger di harga Rp80.000/kg
Baca juga: Dampak lonjakan harga bahan pangan, Riau inflasi 1,20 persen
Berita Lainnya
Riau deflasi -0,32 persen, begini penjelasannya
01 October 2019 15:35 WIB
Harga bahan makanan makin mahal picu inflasi Riau 0,79 persen, begini penjelasannya
01 August 2019 16:48 WIB
BI Riau segera antisipasi lonjakan harga cabai yang picu inflasi, begini strateginya
02 July 2019 19:09 WIB
Dampak lonjakan harga bahan pangan, Riau inflasi 1,20 persen
01 July 2019 14:58 WIB
Kenaikan harga pangan sumbang terbesar inflasi Riau pada Mei. Begini penjelasannya
11 June 2019 16:41 WIB
Bahan pangan penyebab terbesar inflasi Riau 0,53 pada April. Ini penjelasan BPS
02 May 2019 14:14 WIB
Riau inflasi 0,11 persen pada Maret
01 April 2019 13:38 WIB
Nilai tukar petani Riau naik 1,58 persen tapi masih defisit
26 March 2019 7:50 WIB